Senin, 23 Mei 2011

Pada tanggal 30 April-1 Mei 2011 lalu, Transformasi Hijau kembali mengadakan kegiatan Birdwatching dan Monitoring Herpet di Suaka Margasatwa Muara Angke Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Acara yang digelar oleh Transformasi Hijau selama 2 hari ini, merupakan kegiatan pengamatan lanjutan yang sebelumnya juga telah dilakukan di taman Monas dan Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Acara ini dihadiri oleh Pihak penyelenggara sendiri yaitu para fasilitator dari TRASHI,Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), Siswa Pecinta Alam SMK.N 24 (Bambu Apus, TMII) beserta guru pendamping, dan perwakilan dari Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMA.N 32, Jakarta Selatan. Walau tidak begitu ramai, namun kegiatan pengamatan ini diikuti cukup antusias oleh mereka. Mereka disuguhi dengan kegiatan-kegiatan yang tidak hanya menarik, namun juga menambah wawasan mereka.

Salah satunya adalah Monitoring Herpet yang dilakukan pada malam hari, sebelum mereka melakukan pengamatan mereka dibekali terlebih dahulu pengetahuan mengenai seluk-beluk cara menangkap herpet yang benar oleh Seken Polansky dia adalah seorang Mahasiswa institut Pertanian Bogor (IPB), yang saat ini sedang mengambil studi jurusan Agronomi dan Holtikultura disana.

Seken Polansky sedang menjelaskan mengenai teknik menangkap kodok dan katak.


Dia sempat menerangkan bagaimana teknik menangkap kodok dan katak yang baik dan benar, yaitu adalah dengan menangkapnya secara berhadap-hadapan alias dari depan karena kodok dan katak tidak dapat melompat kesamping melainkan hanya kedepan jadi teknik jitu tersebutlah yang membuat para peserta atau young transformers berhasil menangkap cukup banyak kodok serta katak, dan  setelah dirasa cukup banyak kodok dan katak bahkan kura- kura yang tertangkap lalu acara dilanjutkan dengan diskusi hasil tangkapan mengenai ciri fisik, kebiasaan, habitat, serta jenis makanan hewan nokturnal tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan makan malam dan istirahat, dan keesokan paginya young transformers kembali diberikan materi mengenai Pengamatan Burung serta Ekosistem yang ada di SMMA oleh Agnes Yuliana beserta Ebby mereka adalah fasilitator dari TRASHI yang bersedia membagi ilmunya mengenai teknik pengamatan dan pentingnya ekosistem muara bagi kelangsungan hidup beraneka satwa juga tumbuhan yang ada disana.

Agnes dan Ebby memberikan briefing sebelum kegiatan pengamatan dimulai.

Young Transformers sedang melakukan pengamatan burung.

Dewi Cahyani salah satu Young Tansformers tengah asyik mencatat hal menarik selama pengamatan.

Dan dari semua materi dan kegiatan yang Transformasi Hijau adakan diharapkan para peserta khususnya Young Transformers dapat menerapkan ilmu yang mereka dapat dikehidupan mereka sehari- hari dan juga dapat belaku lebih bijak terhadap alam sekitar yang telah memberi segala apa yang kita semua butuhkan. (Juliana Priscilla Dewi - Volunteer TRASHI)

Selasa, 10 Mei 2011

Ngamat Herpet dan Burung di SMMA

Ngamati herpet dan burung hari sabtu-minggu kemarin mempunyai kisahnya tersendiri..

Kami (aku, Dewi, Ari, Hanan) berangkat ke tempat tujuan dengan rasa capek, cemas, dan takut.. Karena kami habis ada acara di sekolah terus langsung ke tempat tujuan, dengan berangkat udah sore takut terlambat. Katanya mulai jam 5, jadi gak enak kalau kami terlambat.

Tetapi gak tahu nya, pas udah nyampe di SMMA, belum ada orang. (Hallow janji jam 5 malah belum ada yang datang). Lalu kami langsung masuk. Gak tahu nya Dewi yang mimpin masuk tiba2 lari gitu aja, secara otomatis kita semua ikutan panik dan lari semua seperti Dewi. Padahal alasannya cuma karena gelap banget di sana dan itu baru pertama kali datang jam segitu di sana. Padahal berempat tapi masih aja takut.. Hehehe

Akhirnya kita mutusin buat nunggu mereka yang telat di depan SMMA. Setelah menunggu berlama-lama sekitar setengah jam, tiba2 ada taksi berhenti, dan seorang mahasiswa turun dari taksi tersebut. Aku berkata dalam hati, "alhamdulilah, ada juga yang sampe." Dia adalah kak Sekan, mahasiswa IPB (maaf, ya kak kalau salah tulis namanya). Setelah ada kak Sekan, kami baru berani masuk hehe. Gak tahu nya pas masuk, kami tetap harus menunggu yang lain dengan nyamuk2 yang gak absen2nya ngisep darah.. Hehehe

Setelah yang kami tunggu datang, acara dimulai dengan pengenalan herpet dan amfibi dibimbing sama kak Seken. Selesai teori kami dibagi menjadi 2 kelompok. Aku dapat kelompok bareng Ari, Hanan, Dewi, Akbar, Ayub dan kak Sesil.

Saat sedang mencari hewan amfibi, Akbar sering banget yang nemuin. Bahkan dia dengan gesitnya nangkep hewan2 itu dengan tangan sendiri. Haha emang dia PAWANG KODOK nya. Dari semua kodok yang kami temuin cuma 2 kodok yang gak ketangkep, dan rata2 si PAWANG KODOK yang nangkep. Selesai menangkap kodok2 akhirnya kami balik SMMA. Kami kasih tahu hasil tangkapan kami. Ternyata kelompok lain dapat kura2. Kura2 nya lucu hehe. Kak Seken menjelaskan tentang kodok2 yang udah kelompok aku dpt, dan kak Ichay menjelaskan tentang kura2 yang didapat kelompok lain. Menurut penjelasannya, kura2 itu lepasan warga sekitar. Kaya semacam buang sial gitu.

Setelah mendengar penjelasan yang panjang itu, akhir tiba makan malem. Tapi PARAH BANGET, makan malem gak jadi, malah berubah jadi makan sahur. Ya setelah makan kami semua langsung bergegas tidur. Sebenarnya tidur aku gak nyenyak karena nyamuk2 nakal masih aja ngisepin darah. Sampe aku kebangun2 tidurnya. Mulai jam 3 terus keterusan  sampe jam 6.

Saat aku tahu aku bangun jam 6, aku kira udah mau jalan. Tapi ternyata beluman. Aku bangun terus rapih2 (gosok gigi, shalat subuh) dan setelah semua kegiatan pagi rapih, kami dikumpulkan bersama untuk dapat materi tentang ngamat burung dan ekosistem sama kak Eby dan kak Agnes yang baru datang malemnya. Selesai sarapan pagi, kami dibagi kembali jadi 2 kelompok. Kelompok 1 (ekosistem) dan kelompok 2 (burung). Aku masuk kelompok 1 bareng si PAWANG KODOK, Dewi, Hanan dan kak Eby. Kami menyusuri jembatan dengan penuh hati2 karena berlubang dan diperjalanan kami mendengarkan penjelasan ekosistem dari kak Eby. Aku dapat pengetahuan baru, bahwa ada yang namanya spesies alien. Awalnya aku kira itu adalah hewan dari luar bumi. Tapi ternyata spesies alien itu, adalah spesies yang hidup dan berkembang biak bukan di habitatnya dan dia memusnahkan spesies yang hidup dihabitat itu.

Selesai menyusuri jembatan SMMA kami langsung balik ke aula, dan bergegas mandi. Setelah rapih kami kembali ikut kegiatan. Kali ini, kami menggambar apa aja yang tadi udah didapat. Kelompok aku rada susah gambar ekosistem, jadi kami mutusin buat menyusuri jembatan lagi, dan saat perjalanan kami lihat burung2 dengan asyiknya terbang dan mencari makan. Tidak itu saja, kami juga disambut monyet2. Wah kacau, padahal di situ ada SI PAWANG KODOK. Ternyata dia rada takut ama gerombolan monyet2 itu. Sebenarnya aku juga takut sii... Setelah mendapatkan gambar, kami balik ke aula buat presentasi. Acara ditutup dengan makan siang rame2.

Ini adalah pengalaman yang ga bakal dilupakan. Dapat pengetahuan baru juga dapat teman2 baru. Meskipun dihisap terus darahnya sama nyamuk2 nakal, tapi tetap gak ngurangin asyiiknya kegiatan hari itu. Thanks buat kakak2 yg udah kasih tahu kita ada kegiatan yang bermanfaat banget buat lingkungan dan thanks juga buat ilmunya yang udah dikasih ke aku dan yang lain. Itu semua sangat bermanfaat banget.. ;) (
Ulfah Wulandari - Young Transformers SMA 32)

Kamis, 05 Mei 2011

Peran RTH Sebagai Habitat Burung

Berdasarkan rapat Teknis Kementerian Kependudukan dan Lingkungan Hidup di Jakarta pada bulan Februari 1991, dinyatakan bahwa Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu lahan yang tumbuh pohon-pohonan di dalam wilayah perkotaan di dalam tanah negara maupun tanah milik yang berfungsi sebagai penyangga lingkun...gan dalam hal pengaturan tata air, udara, habitat flora dan fauna yang memiliki nilai estetika dan dengan luas yang solid merupakan ruang terbuka hijau, serta areal tersebut ditetapkan oleh pejabat berwenang sebagai Taman Kota atau Hutan Kota.

Kota merupakan salah satu bagian paling penting dalam kehidupan manusia, mengingat kota sebagai pusat berbagai aktivitas.banyaknya masyarakat yang melakukan berbagai aktivitas membuat mereka kadang kala jenuh ataupun stress, Dengan demikian untuk mengurangi itu semua di butuhkan suasana nyaman dan asri, maka perlu dibangun hutan kota. Desiran angin, kicauan burung dan atraksi satwa lainnya di dalam hutan kota diharapkan dapat menghalau kejenuhan dan stress yang banyak dialami oleh penduduk perkotaan.

Pada prinsipnya burung dapat berdampingan hidup dengan masyarakat kota asalkan syarat kebutuhan hidupnya terpenuhi, seperti habitat yang memadai dan aman dari berbagai bentuk gangguan. Mengingat begitu besar manfaat burung baik dari lingkungan dan ekonomi, sudah sewajarnya perlu diwujudkan upaya pelestariannya. Upaya tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab pakar burung semata tetapi semua lapisan masyarakat termasuk masyarakat perkotaan.

Faktor yang menentukan keberadaan burung adalah ketersediaan makanan, tempat untuk istirahat, bermain, kawin, bersarang, bertengger dan berlindung. Kemampuan areal menampung burung ditentukan oleh luasan, komposisi dan struktur vegetasi, banyaknya tipe ekosistem dan bentuk areal serta keamanan.

Komposisi dan struktur vegetasi juga mempengaruhi jenis dan jumlah burung yang terdapat di suatu habitat. Hal ini disebabkan karena tiap jenis burung mempunyai relung yang berbeda. Dengan memperbanyak jenis vegetasi dan mengatur komposisinya dimungkinkan burung mudah menentukan relungnya.

Jenis tanaman yang beragam dapat menyediakan lebih beragam pula sumber-sumber makanan bagi burung, berupa serangga, buah, ataupun nectar. Sebagai implikasinya, pemilihan tanaman dengan waktu berbuah ataupun berbunga yang berbeda akan lebih baik dalam penyediaan sumber makanan bagi burung.

Ekosistem yang lebih beragam lebih mampu mendukung kebutuhan burung karena mempunyai komponen yang lebih lengkap. Misalnya, perpaduan antara ekosistem air ( kolam, danau, sungai ), padang rumput, hutan dan pekarangan lebih baik daripada hanya hutan, hanya air, atau hanya padang rumput saja.

Dasar pemikiran kota sebagai salah satu objek pelestarian burung adalah
1. Adanya kebutuhan manusia yang semakin meningkat terhadap sumberdaya alam (termasuk burung) seiring dengan pertambahan laju manusia.
2. Akibat penggunaan sumberdaya alam (termasuk burung) oleh manusia yang kurang memperhatikan aspek kelestariannya menyebabkan terjadinya penyempitan maupun perusakan habitat alami burung yang menyebabkan merosotnya populasi burung di alam.
3. Burung sebagai komponen ekosistem alam memiliki peranan penting dan sangat bermanfaat bagi manusia.
4. Pada prinsipnya burung dapat hidup berdampingan dengan manusia sepanjang kebutuhan hidupnya terpenuhi.
5. Kota memiliki potensi pendukung bagi pelestarian burung.

Salah satu bentuk pola pembinaan habitat burung dikawasan pemukiman / RTH sebagai berikut:
1. Pemilihan spesies tumbuhan yang akan dikembangkan.
2. Kelompok sasaran.
3. Upaya menciptakan koridor bervegetasi.
4. Upaya mencegah perburuan burung.
5. Pembuatan sarang buatan dan penglepasan berbagai jenis burung.

Salah satu satwa liar yang dapat dikembangkan di perkotaan adalah burung. Burung perlu dilestarikan, mengingat mempunyai manfaat yang tidak kecil artinya bagi masyarakat, antara lain :
1. Membantu mengendalikan serangga hama,
2. Membantu proses penyerbukan bunga,
3. Burung memiliki suara yang khas yang dapat menimbulkan suasana yang menyenangkan,
4. Burung dapat dipergunakan untuk berbagai atraksi rekreasi,
5. Sebagai sumber plasma nutfah,
6. Objek untuk pendidikan dan penelitian.
Sumber : Ady Kristanto (Jakarta Birdwatcher - Sahabat TRASHI)

Selasa, 03 Mei 2011

Pengamatan Lapangan (SMMA) :D

Sekitar pukul 18.00 WIB kami (aku, Dewi, Ari dan Ulfah) sampai di SMMA, dengan PD-nya kita masuk tiba-tiba Dewi yang paling depan lari jadi mau ga mau yang di belakang lari semua. "Kok lari Wi ?", "gelap banget", ternyata di dalam itu belum ada siapa-siapa. Akhirnya kami mutusin buat nunggu di luar sampai ada yang dateng. Lebih kurang setengah jam kita nunggu di luar udah gatau kayak apa diliatin sama orang-orang yang lewat, sampai tiba-tiba ada taksi yang berhenti di situ terus turun seorang laki-laki, ternyata dia mahasiswa dari IPB yang ikut acara kayak kami juga. 

Alhamdulillah kita bisa masuk ke dalam juga bareng sama kakak yang dari IPB itu. Aku gatau deh kalo ga ada dia kami mau masuk kapan hehehe (penakut padahal rame2) makasi yaa kak :D. Begitu sampai dalam....................WOW banget, kami disambut MERIAH sama nyamuk-nyamuk yang ada di sana, nyamuknya ganjen-ganjen banget, main keroyokan pula. Sambil nunggu yang lain dateng kita cuma makan sambil ngobrol sedikit sama kak Second/kak Seken (gatau tulisannya gimana, maaf ya kak) ternyata dia itu yang ngasi tau kami tentang herpet. Beberapa lamaaaa kemudian yang lain dateng, setelah itu kami dijelaskan tentang apa itu herpet dan macam-macamnya. 

Sekitar pukul 20.15 WIB kami keluar untuk mencari herpet, karna yang ikut cukup banyak jadinya dibagi 2 kelompok. Aku bareng-bareng sama dewi, Ari, Ulfah, kak Cecil, Akbar, Ayub (itu aja kalo ga salah, kalo ada yang ga kesebut maaf yaa) jalan ke arah kiri dari SMMA. Sepanjang jalan kenangan, loh ?! kita nemuin lumayan banyak kodok sama katak, si pawang (Akbar) gesit banget nangkepin kodoknya, 1,2,3,.... dst kodok2 terkumpul. Setelah kami rasa cukup dan memang ga nemuin kodok lagi kami kembali ke SMMA. Ternyata kelompok yang satu lagi mereka menemukan kura-kura yang lumayan besar, waah asik banget yaa.

Gekko gecko salah satu kelompok herpet di SMMA


Terus semua kodok2 dikumpulin dan kak Second/kak Seken ngasi kita penjelasan tentang kodok dan katak yang udah kita tangkap tadi, banyak juga ya jenisnya. Setelah selesai kami semua nungguin makan malem yang udah berubah jadi makan sahur hahaha, abis makannya selesai kami semua tidur (ditidur-tidurin mungkin lebih tepatnya). Sampai kita mau tidur aja itu nyamuuuk masi ngeroyok jahat banget deh gangguin kita istirahat, nungguin pules lamaaa benget, eh sekalinya udah pules beberapa jam kemudian aku bangun (jam 3 kalo ga salah) kali ini bukan gara-gara nyamuk, tapi karna dehidrasi, aku ga tau mau cari minum di mana. Akhirnya aku usahaaaa lagi buat tidur, miring kanan, miring kiri, geser kanan, geser kiri gaaa bisa tidur juga sampai pagi. 

Bangun-bangun, bersih-bersih terus sarapan sambil ada sedikit penjelasan dari kak Agnes sama kak Eby tentang burung. Setelah itu kita pengamatan lapangan. Aku, Dewi, Ulfah, sama Akbar milih pengamatan ekosistem yang dibimbing sama kak Eby. Jalaaan jalaaan sambil ngamatin ekosistem yang ada di sana. Aku dapat cukup banyak pengetahuan yang belum pernah aku tau sebelumnya, salah satunya spesies alien, aku sempet bingung juga awalnya (emang ada yaa spesies alien ??) ternyata setelah dijelasin sama kak Eby aku jadi tau apa itu spesies alien. 

Setelah pengamatan yang cukup menyenangkan kita bikin sejenis laporan dalam bentuk gambar untuk dipresentasikan. Terus setelah semuanya selesai kita beres-beres dan siap-siap untuk pulang. I was back home, senangnyaaaa :D. Tiba-tibaaa JENG JEEEEEEENG, aktifitas garuk menggaruk ga selesai sampai di sini, begitu sampai di rumah ternyata gatel-gatelnya malah tambah parah dan menyebar, tapi itu ga jadi masalah besar(walaupun masalah juga sebenarnya) karna ini adalah pengalaman yang OKE banget, jadi nambah pengalaman dan yang pasti nambah pengetahuan juga. Pokoknya seru deh. Makasi banyak yaaa kakak-kakak semua buat ilmunyaaaa, makasi juga buat TRASHI yang udah ngadain acara ini :D (Hanan Nabilah - volunteer TRASHI)

Monitoring Aves&Herpet

Sabtu, 30 April 2011. Sekitar pukul 18.05 kami (Afriyani, aku, Nabilah, dan Ulfah) mengarungi jalan menuju Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA). Sesampainya di sana, dengan santainya aku melenggang masuk ke dalam (baris paling depan) sambil mengucapkan “Assalamuailaikum” dengan kerasnya haha tapi pas udah masuk ck gila, zooooooooooonk sepi banget, suasana tiba-tiba jadi mencekam huuu akhirnya aku balik badan dan langsung ngibrit ke luar. Si Ari, Nabilah sama Ulfah jadi ikut-ikutan lari deh hahahahahah kita bingung mau minta temenin sama siapa untuk masuk ke SMMA nya. Akhirnya agak terpaksa nunggu kak Ichay sama yang lain di luar (cukup sabar).

Hemm piknik lah kita di pinggir jalan, snack-snack kita keluarin buat dimakan bareng-bareng haha serasa gembel -.- Awalnya jengkel juga sih, lagian nelfon kak Ichay gak diangkat-angkat, nelfon kak Cecil nomornya gak aktif :( Sampai akhirnya datang sebuah taksi biru yang berhenti tidak jauh dari tempat kami piknik ala pinggir jalan. Di taksi tersebut turun seorang anak laki-laki lalu berjalan menuju tempat kami berada. Ternyata dia adalah mahasiswa IPB yang bernama kak Seken, dia yang akan menyampaikan materi kepada kami tentang herpet.

Masuklah kita ke dalam SMMA dengan dipimpin oleh kak Seken. Pas masuk kita disambut meriah sama nyamuk-nyamuk yang enggak nanggung-nanggung banyaknya... ckck mulai deh garuk-garuk kaya orang gak mandi (padahal emang bener gak mandi) hahahaha ups...

Tiba-tiba di saat itu datang sosok yang menyeramkan membawa motor, dan Anda semua tau siapa orangnya? Pasti udah pada tau kan kalo sosok itu adalah kak Ichay hahahahah pis kak. Lalu disusul dengan kedatangan teman-teman dari SMKN 24 beserta ibu gurunya dan kak Cecil.

Sekitar pukul 19.40, kak Seken memulai penyampaian materinya kepada kita yang masing-masing pada sibuk garuk-garuk kaki, garuk-garuk muka heheee nah sekitar jam 20an kita memulai monitoring herpetnya. Kami dibagi menjadi 2 kelompok. Aku sekelompok dengan Ari, Ulfah, Nabilah, Ayub, Akbar, kak Cecil dan 2 kakak yang aku lupa namanya hehe maaf ya kak.

Gak lama kemudian ada seekor kodok atau katak (aku lupa) lagi diem di pinggir selokan akhirnya yang ahli perkodokan (Akbar) menangkap dengan cepat, HAP! Lumayan banyak loh yang kita tangkap. Setelah tidak menemukan lagi katak dan kodoknya, kita bergegas kembali ke SMMA. Kelompok yang lain ternyata sudah sampai duluan dan mereka mendapatkan seekor kura-kura loooh. Hebat yaaaa... !

Sungguh makan malam (entah makan malam atau sahur) yang amat sangat sangat amat aneh. Makannya sambil ngucek-ngucek mata, nguap, matanya udah kaya orang habis mabuk saking ngantuknya. Mungkin nelan makanannya sambil gak sadar juga kali tuh haha. Ya udah selesai makan langsung tidur. Selama tidur antara nyenyak dan gak nyenyak. Gak nyenyaknya karna 1. Nyamuk bener-bener gak ada capeknya bikin aku sibuk, 2. Bising karna suara kendaraan yang lalu lalang di luar -.- 3. Ada yang tidurnya ngorok-,- hadeeeeeh gak nahan

Biawak Varanus salvator yang ditemukan di SMMA


Minggu, 1 Mei 2011 sekitar pukul 06.00 aku dibangunin sama Ari. Aku cuci muka, sikat gigi (mandinya belum) :D terus melanjutkan monitoring aves (burung). Sebelumnya, kita diberi materi kembali oleh kak Agnes dan kak Ebi tentang ekosistem. Aku, Nabilah, Ulfah, dan Akbar lebih memilih untuk menjadi kelompok ekosistem. Sambil mendengarkan kak Ebi menjelaskan tentang ekosistem di SMMA, aku menggambarkan denah ekosistemnya.

Setelah itu kami mandi, merapihkan gambar yang dibuat tadi, terus presentasi. Setelah kegiatannya selesai semua kita bergegas untuk  pulang ke rumah masing-masing. Sebelumnya kami makan siang dulu di salah satu warteg di pinggir jalan tidak jauh dari pintu masuk SMMA. Selama makan di tempat itu penuh canda dan tawa karna ada suatu sinyal ketertarikan antara penjualnya (cewe) sama kak Ichay hahahah yihiy prikitiw.

Terimakasih buat kakak-kakak yang udah mau berbagi ilmu kepada kami dan terimakasih juga buat TRASHI yang sudah membuat kegiatan lapangan yang seru kayak gini walaupun kita harus membawa bentol-bentol di badan sebagai oleh-olehnya hahahahah tapi aku gak akan kapok selama kegiatan ini bermanfaat bagi aku dan untuk semua :) Hidup bentol! (Dewi Cahyani - volunteer TRASHI)

Belajar mengamati Herpet di Ragunan

Krriiiiinngg.... pagi itu tepat pukul 04.00 jam wekerku berdering nyaring sekali membangunkanku yang ketika itu sedang bermimpi indah menghadiri pernikahannya Pangeran William dan Kate Middleton di Kerajaan Inggris, belom usai acara ijab kabulnya aku sudah terbangun dari mimpi indah itu, sayang sekali ya, hehe.. padahal aku belum sempat mencicipi roti buayanya ituh, loh??? ;p

Tapi ya sudahlah tidak apa-apa, toh itu hanya mimpi justru ada acara yang lebih penting daripada pernikahan Pangeran Inggris yang aku harus hadiri pagi itu apalagi kalau bukan Monitoring Burung dan Herpetofauna di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan yang diadakan oleh Transformasi Hijau. Makanya semalam aku sengaja menyetel alarmku agar berdering pukul 4 pagi, sebelum aku bersiap-siap mandi terlebih dahulu aku aku update status di facebook berharap cuaca hari itu cerah dan menyenangkan. 

Setelah itu aku mandi dan bersiap-siap deh, dan dikarenakan aku anak tertua di rumah jadi sebelum berangkat aku diwajibkan memasak dan beres-beres rumah dulu, hmm.. semoga saja tidak terlambat. Tapi ternyata waktu untuk acara bersih-bersih dan masak-masak itu memakan waktu hingga 2 jam lebih hadoooh kebayang dong lepek lagi dah nie badan kena keringat, setelah selesai lalu aku pamit untuk berangkat menuju TKP. Ooh iya aku hampir lupa, aku kan mengajak partner bolangku Azrul Ikhwan untuk ikut kegiatan monitoring dan dia minta berangkat bareng pagi itu, alhasil aku harus jemput dia dulu ke terminal Blok M karena semalam kita janjian berangkat barengnya dari sana, tapi di luar dugaan selama perjalanan menuju Blok M ada aja masalah. Metromini yang aku tumpangi kena tilang dan aku beserta penumpang yang lainya dioper ke metromini yang lainnya. Setelah itu aku nyambung lagi naik Bus Mayasari 57 menuju Blok M dan lagi-lagi adaa aja halangan kali ini macet parah di UKI, belum lagi tiba-tiba busnya mogok dan pak sopirnya memaksa penumpang untuk tetap di dalam bus, busyet dah panas dan gerah banget kan, mana saat itu waktu udah menunjukkan pukul 9 lagi, untuk yang kesekian kalinya aku mengeluh hadoooh please deh kan janji sama teman-teman TRASHI kumpul di halte busway Ragunan jam 9 pagi, nah trus Azrul di Blok M gimana??? ckckckckk puyeng saya... Setelah hampir satu jam sauna dalam bus nungguin pak sopir selesai memperbaiki busnya akhirnya bus jalan lagi dan akhirnya pula aku sampai di Terminal Blok M jam 10.30 dan di sana aku melihat temanku sudah hampir lumutan serta dibanjiri keringaat karena menungguku berjam-jam lamanya (aduuh maaf ya zul ^.^V).

Daripada berlama-lama saling menyalahkan akhirnya kita putuskan untuk segera berangkat, sesampainya di Ragunan tenyata aku sudah ketinggalan moment untuk monitoring burung, dan rombongan saat itu sedang menuju kandang reptil. Ya sudah kita berdua putuskan untuk bertemu rombongan TRASHI di kandang reptil, setelah bertemu dengan mereka aku gak sabar untuk menanyakan apa saja yang mereka bahas ketika monitoring burung, untungnya mereka dengan senang hati menjelaskan apa aja yang mereka lakukan ketika monitoring di kandang burung, nyesel rasanya kami terlambat datang. Tapi untungnya monitoring herpet di kandang reptil tak kalah menarik dan serunya, sebelum kami semua mengamati beraneka jenis herpet di sana terlebih dahulu kami dibekali pengetahuan mengenai jenis dan ciri dari herpet itu sendiri oleh Joandini Asmoro, mahasiswi Biologi konservasi dan ilmu lingkungan Universitas Nasional, Jakarta. Dan dari dia kami mendapat pengetahuan baru tentang dunia herpet, "mengapa disebut Herpet itu dikarenakan amphibi dan reptil memiliki kesamaan yaitu sama-sama binatang melata kerena bagian bawah perut napak ketanah atau nempel"' Dia juga menjelaskan tentang perbedaan antara kodok dengan katak, ternyata yang membedakan adalah dikulitnya. Kalau katak berkulit licin dan berlendir, sedangkan kodok berkulit kasar dan berbintil-bintil. Dan katak mempunyai kaki belakang lebih panjang dibandingkan kodok, sehingga dapat melompat lebih cepat ketika sedang menghadapi bahaya.

Joandini Asmoro sedang menjelaskan beberapa gambar yang tergolong amphibi

Dan akupun baru tau kalo ternyata indonesia memiliki 16% jenis herpet yang ada di dunia, di pulau jawa sendiripun ada sekitar 128 jenis reptil dan amphibi karena Indonesia termasuk Hutan Hujan tropis maka indonesia kaya akan beragam jenis reptil serta amphibi. Selesai mendengarkan penjelasan dari fasilitator kami tadi, kami bergegas melihat dan mengamati beragam jenis reptil yang ada di ragunan.

Puas mengamati dan bertanya mengenai reptil pada Kak Agnes, Kak Ebby dan Joandini, Kak Hendrapun mengambil bagian untuk berbagi cerita mengenai segala kegiatan Transformasi Hijau (TRASHI) yang telah dilakukan 2 bulan terakhir ini mulai dari TRASH-BUSTER (Aksi Mulung Sampah) di Suaka Margasatwa Muara Angke, Donasi senyum untuk korban Radiasi Nuklir di Tohoku, Jepang (di Lapangan Museum Fatahillah)  sampai dengan Monitoing Burung dan Herpet di Ragunan ini. Setelah itu Kak Hendra pun meminta kami para volunteer TRASHI untuk sharing dan bertukar pendapat mengenai spot-spot mana yang menarik yang kira-kira cocok untuk pengamatan burung berikutnya di sekitar Jakarta, serta rencana TRASHI untuk ikut Lomba Pengamatan Burung (Bird Race) di Baluran, Jawa Timur untuk tingkat pemula serta membahas rencana apa saja yang akan TRASHI buat selanjutnya.



Setelah itu kita semua mengakhiri kegiatan kita di Ragunan saat itu dengan makan siang bersama, kemudian kami semua pulang kerumah masing-masing dengan membawa oleh-oleh pengetahun yang baru dari hasil pengamatan dan sharing di Ragunan hari itu. Sekali lagi, "Terima Kasih TRASHI" (Juliana Priscilla Dewi - volunteer TRASHI)