Rabu, 14 Desember 2011

Bamboo Greeneration @Kebun Binatang Ragunan

Yayasan KEHATI berkolaborasi dengan Sekolah Cita Buana menyelenggarakan acara Bamboo Greeneration pada hari Sabtu, 10 Desember 2011 jam 7-11 pagi di Pusat Informasi Kebun Binatang Ragunan. Acaranya berupa jalan kaki & bersepeda bersama di kawasan Kebun Binatang Ragunan sekaligus mengumpulkan dana donasi untuk program "Serumpun Bambu Sejuta Makna" yang diprakarsai oleh Yayasan KEHATI. 
Dari sekolah Citra Buana, setelah mereka jalan kaki dan bersepeda di kawasan kebun binatang, juga menggelar kegiatan menarik lainnya seperti foto bersama Panda, face painting, bazaar makanan dan minuman, juga doorprice.

Selain itu ada kegiatan kampanye foto "Serumpun Bambu, Sejuta Makna" bersama Teens Go Green (TGG), Meggambar dengan Pewarna alami, Permainan Tebak Tepung-Tebak Bumbu-Tebak Kacang-kacangan bersama KEHATI, bermain Engrang, tebak jenis bambu bersama Yayasan Bambu dan Kreasi Keranjang dari Koran Bekas bersama Transformasi Hijau (TRASHI).
Tim CreaTRASHIty kali ini mengisi kreasi keranjang dari koran bekas, sudah siap dengan potongan kertas koran, lintingan koran, lidi, lem dan tentu aja koran bekas (korannya kali ini sumbangan dari kantor KEHATI). Tentu saja juga membawa contoh keranjang korannya. 

Peserta tidak hanya murid sekolah citra buana, tetapi juga orang tua, komunitas lain yang hadir, juga pengunjung kebun binatang yang tertarik untuk melihat, bergabung dalam kegiatan ini. 
*********************
Rasanya, setengah hari ngga cukup buat menggelar kegiatan asik seperti ini... :)

Tim creTRASHIty juga punya peer buat mengolah sisa koran yang sudah disumbangkan oleh Yayasan KEHATI. 

 ********************

 


Senin, 12 Desember 2011

Faisal Basri Ikut Nimbrung di Ciliwung

Minggu, 11 Desember 2011. Kampung Glonggong Bojonggede adalah salah satu wilayah yang dialiri Ciliwung. Kampung ini terletak sekitar 500 meter dari stasiun Bojonggede. Untuk mencapai lokasi ini tidaklah susah, bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan angkutan umum.

Mendengar kata Ciliwung, selalu identik dengan sampah, sungai kotor, limbah, perumahan padat dan kumuh serta berbagai macam hal negatif lainnya. Namun, hal tersebut seolah bertolak belakang ketika Jejaring Komunitas Peduli Ciliwung menyambangi lokasi ini.

Nimbrung di Ciliwung kali ini mengangkat tema "Wiken Ceria." Jika di kegiatan sebelumnya identik dengan berbagai hal yang cukup serius. Nah, kali ini teman-teman Komunitas Ciliwung Bojonggede mengemasnya secara asyik dan menarik. Acara ini dikemas dengan konsep berlibur yang menyenangkan.

Dalam piknik seru ini, peserta diberi kesempatan hiking dengan medan yang cukup seru dengan naik turun bukit, menyebrang sungai serta menelusur kampung. Selain itu ada juga yang asyik berburu foto, tubing, mandi di sungai dan yang tak kalah asyiknya mencicipi masakan dari bambu "Sayur Rebung." 


Acara memang sengaja dibuat santai seperti layaknya orang berpiknik. Berwisata di Ciliwung, ternyata masih banyak diminati di samping godaan untuk berwiken di mall atau pusat hiburan perkotaan lainnya. Sekitar 60 orang ikut berwisata asyik ini. Selain Komunitas Peduli Ciliwung, piknik ini ikut dihadiri oleh BPLHD DKI Jakarta, Faisal Basri (calon Gubernur DKI), tim Metro TV, Palyja, warga Bojonggede dan warga Balekambang Condet. "Nimbrung di Ciliwung kali ini seperti berpiknik dengan keluarga besar" ujar Resha seorang pendongeng.


"Pengelolaan Ciliwung idealnya dilakukan tanpa mengenal wilayah administratif, melihat sungai sebagai satu kesatuan ekosistem hulu hilir, itu adalah cara pandang yang harus kita gunakan dalam program pengelolaan sungai secara terpadu" ujar Faisal Basri saat berdialog dengan komunitas Ciliwung serta warga Bojonggede.   

Meskipun dalam rangka piknik, kolaborasi kegiatan antar komunitas tentu juga tetap jalan. Kata pepatah, sambil menyelam minum air. "Menindaklanjuti kegiatan ini, ke depannya Nimbrung di Ciliwung akan tetap dilanjutkan dengan mengundang warga perkotaan serta instansi pemerintah terkait untuk ikut terlibat secara aktif dalam usaha penyelamatan Ciliwung" tutup Henry Adam seorang penggiat Komunitas Ciliwung Bojonggede. (Hendra Aquan)

Selamat Hari Relawan Sedunia

International Volunteer Day (IVD) - (December 5) is an international observance designated by the United Nations since 1985. The declared aim of this activity is to thank the volunteers for their efforts and increase public awareness on their contribution to society. The day is celebrated in majority countries of the world.

Hari ini adalah Hari Relawan Sedunia atau bahasa kerennya International Volunteer Day (5 Desember 2011).  Relawan sebenarnya bukan hal baru di Indonesia. Kegiatan kerelawanan sudah ada jauh sebelum bencana Tsunami di Aceh dan Nias. Namun kata 'relawan' atau 'volunteer' baru terdengar di telingaku sekitar 4 tahun yang lalu.

"Mau jadi volunteer WCS?", pertanyaan yang agak aneh bagiku, karena waktu itu aku gak tahu menahu tentang apaan sih 'volunteer' itu. Hanya berbekal 'nekat' karena baru lulus kuliah dan gak ada kesibukan apa-apa, jadilah aku terima 'my first job as a volunteer' di Global Avian Influenza Network for Surveillance (GAINS), Wildlife Conservation Society-Indonesia Programme (WCS-IP). Hmm, agak ribet yaah dengernya?? Jadi singkat ceritanya begini:

Selama kurang lebih 8 hari nge'camp' di tambak yang panasnya minta ampun kalau siang dan kalau malam nyamuknya minta maaf banyaknya, tugasku sebagai volunteer lapangan adalah membantu tim WCS untuk survei flu burung yang objeknya adalah burung pantai (makanya lokasinya di tambak yang dekat laut). Siang hari pasang jaring, malam harinya patroli kalau ada burung yang nyangkut. Trus kalo ada yang nyangkut, ditangkep, dibawa ke lab (gubuk kecil yang dijadiin lab sementara). Nah trus di dalam lab, si burung diinterogasi, eh gak ding, tapi ditimbang, diukur panjang badan, paruh, sayap, dll, lalu diambil sampel darahnya dan sampel usapan kloaka. Terakhir sebelum dilepas (iya donk harus dikembalikan lagi ke alam), si burung dipasang'in bendera kecil di kakinya dengan warna dan kode tertentu, kemudian dia lulus dan bebas lagi (wah hebat aku masih ingat detailnya).

Dibayar? Iya tapi gak pake duit. Saat itu mungkin aku hanya merasa senang karena ilmu biologiku terpakai, dapat teman baru, dan pengalaman yang benar-benar baru. Namun apa yang kudapat setelah itu tidak pernah terbayang sebelumnya.

Jadi saat itu konsep volunteer yang pertama kali tersusun dalam kepalaku adalah - mereka yang secara sukarela (rela dan senang hati) memberikan tenaga, pikiran, dan waktu yang dimiliki secara sadar karena mereka mau dan mampu demi tercapainya sebuah tujuan. Hal yang harus digaris bawahi adalah 'tanpa pamrih dan imbalan', kalaupun ada imbalannya itu adalah bonus dan apresiasi atas komitmen kita. Dan bonus apa yang kita dapat seringkali lebih besar daripada yang pernah kita bayangkan. Utopis? nggak lah, karena aku sudah mengalaminya sendiri.

Lalu sejak saat itu sepertinya kata 'volunteer' gak mau pergi jauh-jauh dariku. Tahun 2008 aku ke Jakarta dan secara tak sengaja 'kecemplung' di sebuah komunitas lingkungan berbasis volunteer bernama Jakarta Green Monster (JGM) dan dipercaya menjadi koordinator volunteer yang (secara sukarela) mengurus kurang lebih 300 volunteer JGM dengan berbagai kegiatan. Sempat stress juga sih memang tapi gara-gara menjadi volunteer itu, aku lalu diterima di KEHATI, salah satu NGO besar di Indonesia, dipercaya untuk mengelola sebuah komunitas anak muda bernama Teens Go Green, tanpa wawancara dan tak terasa sekarang sudah 3 tahun aku bekerja. Itulah yang namanya bonus.

Tahun 2009 lalu aku juga berkesempatan terbang ke Belanda karena buah hasil aktif ber'volunteer di Piagam Bumi (Earth Charter International), dan sampai sekarang aku dipercaya untuk menjalankan posisi sebagai koordinator tim pengelolaan volunteer. Bonus juga kan :) dan itulah nilai lebihnya.

Menjadi volunteer membuatku bisa bertemu dengan banyak orang, kenal berbagai jenis karakter, personality, maupun profesi. Satu hal yang tak kalah penting ketika menjadi volunteer adalah -- Kita belajar berkomitmen, menjadi tahu siapa kita, dimana minat kita, bisa apa kita, dan bagaimana kita bisa mengembangkan keahlian yang kita miliki.

Kita tak hanya belajar bagaimana menghargai orang lain namun juga diri kita sendiri karena sekecil apapun yang kita berikan, bisa jadi hal kecil itu merupakan sesuatu yang begitu besar di mata orang lain.

Ada cerita inspirasi lainnya?? Yuuk berbagi..

Selamat Hari Relawan Sedunia :)
(Senin tengah malam, 5 Desember 2011)
diambil dari blog  http://putriayusha.blogspot.com/2011/12/selamat-hari-relawan-sedunia.html

Inspirasi lain tentang volunteer:
http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/2018/penelitian-menunjukkan-relawan-lebih-panjang-umur
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/10/18/yuk-kita-sharing-tentang-relawan/
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=8&dn=20061206072212
http://www.wikihow.com/Volunteer
http://matadornetwork.com/bnt/10-reasons-why-volunteering-is-better-than-traveling/