Senin, 24 Oktober 2011

Weekend Bareng Rumah Pohon Activity

Sabtu, 22 Oktober 2011

Dapat kesempatan buat ngerasain weekend yang beda.  Jalan-jalan sambil belanja barang murah (garage sale) skaligus beramal, bercanda hahahihi dengan teman, ngemong anak, sambil hunting foto, belajar buat boneka jari, ndengerin dongeng nusantara, sampe ngliat layar tancep malam minggunya... 

Garage sale bukan berarti menjual baju/ barang yang ngga bisa di pake. Baju-baju yang merupakan sumbangan dari teman-teman komunitas ini sangat layak pakai. Malah sebelumnya sempat di laundry ;)
Nah, uang yang terkumpul, nantinya akan didonasikanke krucil-krucil sokola rimba yang berlokasi di pedalaman tanah air. Jadi, dapet bajunya, dapet juga beramalnya...

Acara ini terselenggara atas kerjasama RUMAHPOHON ACITIVITY - SOKOLA RIMBA - BAUTANAH GALERI JALANAN sebagai upaya meningkatkan kepedulian dan peningkatan pendidikan krucil2 di lokasi terpencil dtanah air.

Acara detilnya
pkl 09.00 - 17.00 : Garage Sale
LAYAR TANCAP (pkl.19.00 - 21.00 wib)
pkl.19.00: Pembukaan oleh MC
pkl.19.10: Pemutaran film dokumenter 'Guru Rimba, Dimanapun jadi
           Sekolah' Sokola Rimba
pkl.21.00: Diskusi film
           Pembicara Utama: Butet Manurung (Pendiri Sokola Rimba)
pkl.22.00: selesai

Miggu, 23 Oktober 2011
Minggunya, bermain, belajar, berkreasi dan mendongeng bareng sekitar 15 krucil dari Rumah Pintar Baiturrahman, Pondok Gede dan 2 orang volunteernya rumahpohon Activity

acaranya :
pkl. 09.00 - 10.00 wib : menulis dan membaca buku pintar
pkl. 10.00 - 11.20 wib : kreativitas
pkl  11.30 - 12.00 wib : dongeng juki&friends

Transformasi Hijau mendapat kesempatan mengisi kelas kreasi yaitu membuat keranjang dari koran bekas. Pertama-tama membuat lintingan koran yang akan menjadi rangka keranjang. Karena teman-teman belm semuanya selesai membuat 20 buah lintingan koran, maka kreasi ini akan dilanjutkan pada bulan depan, November 2011. 

salam kreasi..




Minggu, 23 Oktober 2011

Dari Jakarta Turun ke Ciliwung Bogor

23 Oktober 2011


Kedung Badak|Kotahujan.com-Peduli kebersihan sungai bisa dilakukan siapa saja. Tak peduli siapa dan tinggal dimana, demikian halnya penduduk Jakarta. Banjir besar dan timbunan sampah di sungai membuat mereka tergerak untuk peduli dan menyelamatkan lingkungan. Utamanya sungai Ciliwung yang merupakan salah satu sungai besar yang mengalir dari Jawa Barat hingga kota Jakarta. Seperti halnya Sabtu (22/11) kemarin, KPC Bogor yang biasa mulung sampah di Ciliwung Bogor mendapatkan kunjungan warga Jakarta, mereka antara lain dari Karyawan Sucofindo, siswa Perguruan Islam Al-Izhar, dan SISPALA SMA 31 Jakarta.

Secara serentak pukul 08.00 WIB warga Jakarta ini turun kesungai, ikut memungut sampah an-organik yang berada di sungai Ciliwung, tak jauh dari komplek Kedung Badak Baru. Lebih dari 30 orang turun langsung bersama karung-karung sampah yang sudah disiapkan KPC sebelumnya.

“Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan anak-anak dengan sampah, agar sadar untuk mengetahui cara pengelolaan sampah yang benar dan tahu membuang sampah tersebut dimana. Pendidikan lingkungan di sekolah memang ada seperti pemilahan sampah akan tetapi agar lebih mengetahui keadaan dimasyarakat, sehingga siswa tidak hanya peduli di lingkungan sekolah akan tetapi dapat diterapkan di tempat tinggal merekan” jelas Gugum Prayoga guru Biologi SMA Al-Izhar.

Fasilitas yang kurang memadai dan stuktur sungai Ciliwung di Jakarta yang berlumpur berbeda dengan di Bogor, menjadi kendala Gugum untuk berpartisipasi menjaga kebersihan sungai di Jakarta, seperti yang dilakukan KPC Bogor.

“Dengan kegiatan ini diharapkan siswa dapat sadar akan lingkungan dan dapat mempengaruhi teman-temannya untuk ikut dalam pengolahan sampah yang benar,” pungkas Gugum

Menurut Median salah satu siswa SMA Al-Izhar, untuk membuat lingkungan menjadi bersih sebenarnya hal yang mudah dengan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan. Akan tetapi menurutnya untuk membersihakan sungai Ciliwung di Jakart, dirinya tidak yakin dapat melakukannya.

“Gak yakin, ini sebenarnya masih agak ke hulu, agak ke hulunya sudah begini gimana kondisi di Jakarta, wah kanyaknya saya juga gak kuat nanti” tutur Median

Berbeda dengan Median, Angga salah satu Karyawan Scofindo merasa penduduk Jakarta sudah terlibat dalam pencemaran sungai di daerah hulu Ciliwung.

“Inikan di daerah hulu, tapi bukan di hulu banget. Hulunya di atas lagi di daerah puncak kemungkinan itu juga orang Jakarta kata saya yang membuang sampah kesungai membuat kotor daerah Bogor dan Jakarta,” jelas Angga

Informasi dan saling mempengaruhi untuk menjaga lingkungan dapat menjadi langkah yang efektif bagi Anga untuk mengurangi kerusakan lingkungan akibat sampah.

Semangat menjaga lingkungan juga terlihat saat siswa SISPALA SMA 31 Jakart ikut bersama terjun membersihkan sungai. Menurut Bayu salah satu siswa, Ciliwung bagaikan urat nadi sungai di Jakarta, peran generasi muda sangat penting untuk menjaga kebersihan sungai ini. Jika dilakukan di daerah Jakarta mereka, masih merasa “jijik” karena tampilan sungai Ciliwung di Jakarta sangat keruh.

“ Jujur aja sih agak sedikit geli, kotornya udah tercemar banget apalagi Ciliwung di Jakarta itu airnya benar-benar hitam, kena kulit aja mungkin sudah gatel-gatel”, jelas Bayu

Laporan Kontributor : Rinenggo Siwi
diambil dari : http://www.kotahujan.com/2011/10/dari-jakarta-turun-ke-ciliwung-bogor.html

Jumat, 21 Oktober 2011

Mari BerKreasi Tutup Botol Bekas


Oleh-oleh dari perjalanan CraftyDay di Tobucil, Bandung  beberapa waktu lalu adalah segudang ide dan ide :)

Hingga akhirnya nemu ide kreasi dari tutup botol bekas untuk kampanye Transformasi Hijau dari blognya mba Tarlen, Pendiri dan pengelola tobucil & klabs. Cara membuatnya mudah sekali. 

Pertama-tama kita bersihkan tutup botolnya, kemudian jemur. Kami menggunakan vernis bening untuk melapisi skaligus mengurangi karat. Kemudian keringkan lagi. 


Pilih dan gunting Gambar/ Huruf/ Kata-kata di majalah bekas, koran yang kemudian ditempelkan ke tutup botol. Untuk pin, tempelkan di bagian belakang tutup botol dengan karton tebal/ kancing kemudian tempelkan peniti/ magnetnya. Jika ingin membuat gantungan Hp/ Gantungan kunci, buat lubang kecil di atas tutup botol, tambahkan tali/ ring gantungan.

Supaya gambar lebih awet, dilapisi vernis bening/ kilap lagi. Jemur sampai kering.




Kamis, 20 Oktober 2011

Kelas Kreasi 'SMP Kanisius Goes To Tjiliwoeng'



Meminjam judul dari album foto di fb Biotiful Sungai Jakartaku (let's make dreams come true)Rabu, 19/10/2011 pada kegiatan 'SMP Kanisius Goes To Tjiliwoeng' Transformasi Hijau dan Green Camp Halimun membuka Kelas Kreasi buat siswa SMP Kanisius kelas 7 di Bantaran Sungai Ciliwung Condet. 

Pada kesempatan ini mereka membuat kertas daur ulang dari koran/ kertas bekas; membuat dan menghias kotak pensil, kreasi pin magnet dan gantungan kunci serta scrap paper tentang sungai. Hampir keseluruhan bahan dari koran bekas. 

Para siswa membawa koran bekas yang kemudian dikreasikan menurut versi masing-masing. Kotak pensil yang terbuat dari kertas daur ulang, di buat sesuai garis yang telah ada, di lem kemudian dihias. 
Pin Magnet dan Gantungan HP yang dibuat dari bubur kertas yang dicetak bulat, di kreasikan dengan mengambil gambar/ tulisan dari koran bekas, kemudian diwarnai dengan menggunakan krayon. 
Sedangkan scrap paper kali ini mengambil tema "kondisi sungai dalam benakku".
Menurut guru mereka,  hasil kreasi ini akan dipamerkan dalam eksposisi sekolah, Jum'at ini. 

Mari berkreasi...

P.S. sisa koran dan sampah2 kreasinya kemudian akan diolah jadi kertas daur ulang oleh teman-teman Green Camp Halimun.




Selasa, 18 Oktober 2011

1 Miliar Orang Kekurangan Energi


JAKARTA, KOMPAS.com — Kawasan Asia Timur-Pasifik telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Akan tetapi, masih ada 170 juta orang di kawasan ini yang belum memiliki saluran listrik, dan sebanyak 1 miliar penduduk masih menggunakan bahan bakar padat untuk memasak.
"Di Asia Timur dan Pasifik, satu miliar orang di kalangan terbawah masih menghadapi kekurangan energi dan kurangnya akses untuk solusi energi modern," ujar John Roome selaku Direktur Bank Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan, Kawasan Asia Timur dan Pasifik, di Jakarta, Selasa (18/10/2011). Oleh karena masih banyak penduduk yang bergantung pada bahan bakar padat, lanjut John, maka polusi udara dalam ruangan akan terus menjadi faktor risiko kesehatan, terutama berisiko bagi perempuan dan anak-anak.
Apa yang ia kemukakan ini merupakan bagian dari laporan Bank Dunia bersama dengan AusAID dengan judul "One Goal, Two Paths: Achieving Universal Access to Modern Energy in East Asia and Pacific".
Laporan ini menjabarkan sejumlah program yang ambisius untuk mengatasi masalah kekurangan energi di kawasan ini pada 2030. Dengan begitu, laporan ini diharapkan dapat mendorong pemerintah bekerja melalui dua jalur secara simultan. Jalur pertama, pemerintah di kawasan ini diharapkan dapat mencapai akses universal bagi listrik dengan cara akselerasi. Apakah itu melalui program-program jaringan listrik ataupun di luar jaringan. Termasuk juga menyediakan layanan yang lebih efisien untuk rumah tangga.
Selain itu, pada jalur kedua, pemerintah diharapkan juga dapat meningkatkan akses untuk bahan bakar memasak yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, dengan penggunaan gas natural, gas cair, hingga biogas. Tidak hanya sebatas bahan baku saja, pemerintah juga diharapkan menyediakan kompor masak yang lebih canggih, terutama di daerah pedesaan miskin. Ini akan membantu peningkatan kesehatan dan mengurangi jumlah kematian prematur. Itu karena, berdasarkan catatan Bank Dunia, sebanyak 600.000 orang meninggal di kawasan ini setiap tahunnya akibat polusi dalam ruangan.
"Kedua jalur ini sangat terjangkau. Biaya yang diperlukan diperkirakan mencapai 78 miliar dollar AS untuk dua dekade mendatang bagi kawasan untuk mencapai akses universal untuk listrik, bahan bakar modern untuk memasak dan kompor memasak yang canggih," tambah Dejan Ostojic selaku penulis utama laporan.
Memang, lanjut dia, cara ini memakan biaya 40 persen lebih tinggi dari biaya dengan skenario"business as usual," untuk jangka waktu yang sama. Namun, masih lebih kecil apabila dibandingkan dengan PDB regional. 
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/10/18/10541149/1.Miliar.Orang.Kekurangan.Energi )