Sabtu, 26 Maret 2011. Peringatan Hari Air Sedunia yang jatuh pada 22 Maret setiap tahunnya, diperingati oleh Transformasi Hijau (TRASHI) dengan menggelar Aksi Mulung Sampah Hutan Mangrove (TRASH BUSTER). Kegiatan yang diinspirasi oleh tema peringatan Hari Air 2011, yaitu “Water for Cities”, mengajak setiap orang untuk kembali peduli pada keberadaan sumber air dan kawasan pendukungnya di kawasan perkotaan. Salah satu kawasan yang menjadi sasaran Trash Buster adalah ekosistem hutan mangrove di Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA). Berangkat dari ide tersebut, TRASHI mengundang berbagai kalangan untuk berbuat sesuatu bagi kelestarian hutan mangrove. Aksi Trash Buster yang dilaksanakan Sabtu lalu cukup menantang berbagai kalangan untuk hadir dan terlibat dalam aksi sukarela ini.
Peserta yang hadir tidak hanya berasal dari Jakarta saja, tapi peserta yang tinggal di Tangerang, Depok dan Bogor juga ikut terlibat dalam kegiatan ini. Trash Buster dihadiri oleh 140 orang peserta yang berasal dari beragam latar belakang, antara lain:
1. SMA N 32 Jakarta Selatan
2. SMA N 50
3. SMK N 56 Jakarta Utara
4. SMK N 24
5. SMK Mitra Buana
6. SMK Mutiara Bangsa
7. SD N Jati Pulo 08 Pagi
8. Green Community Universitas Indonesia
9. Teen Go Green
10. Yayasan KEHATI
11. BEM FMIPA Universitas Indonesia
12. Join Society for Nature
13. Save the Children
14. Jakarta Birdwatcher Society
15. Jakarta Green Monster
16. Jerami
17. KSP Macaca Universitas Negeri Jakarta
18. Klub Otomotif Jakarta
19. Karang Taruna Kelurahan Kapuk Muara Jakarta Utara
Dalam waktu sekitar 4 jam, peserta berhasil mengangkat 1.242 Kg sampah non organik dan eceng gondok. Sampah non organik seperti styrofoam, plastik berbagai bentuk merupakan salah satu ancaman non alamiah bagi pertumbuhan tanaman mangrove. Sampah ini masuk ke dalam hutan mangrove melalui sungai Angke. Berat sampah non organik yang berhasil dikumpulkan sebesar 446 Kg.
“Saya tidak menyangka ada kawasan yang hijau seperti ini di Jakarta. Undangan Trash Buster untuk melakukan aksi di tempat ini membuat saya tahu bahwa sampah merupakan ancaman serius bagi kelestarian lingkungan” ujar Didik Tohir peserta Trash Buster. “Melihat kondisi ini, saya mau mengundang teman-teman dari klub otomotif untuk berbuat sesuatu di kawasan ini sebagai aksi kepedulian lingkungan kami” tambah Didik di tengah-tengah aksi mulung sampah.
Di samping sampah plastik, enceng gondok sebagai tanaman air juga mengancam kelestarian hutan mangrove. “Komunitas enceng gondok saat ini sudah menutup perairan terbuka tempat burung air berburu. Jika kondisi ini dibiarkan akan mengancam kelestarian burung air yang hidupnya tergantung pada keberadaan ikan di kawasan ini. Oleh karena itu, saat ini saya dan teman-teman TGG beraksi untuk mengangkat enceng gondok ini dari SMMA” jelas Mahesa salah seorang penggiat Teens Go Green.
“Enceng gondok yang sudah dikumpulkan ini akan kami bawa ke RT 8 RW 4 Kapuk Muara untuk diolah menjadi briket. Kualitasnya enceng gondok sebagai briket cukup baik. Ini bisa menjadi bahan bakar alternatif warga Kapuk Muara” tambah Riki, Ketua Karang Taruna Kapuk Muara untuk diolah menjadi briket. Sedangkan, sampah plastik yang dikumpulkan karena sudah bercampur lumpur dan tidak dapat diolah, selanjutnya diangkut oleh Sudin Kebersihan dan kemudian dibawa ke TPA Bantar Gebang.
Peserta yang hadir tidak hanya berasal dari Jakarta saja, tapi peserta yang tinggal di Tangerang, Depok dan Bogor juga ikut terlibat dalam kegiatan ini. Trash Buster dihadiri oleh 140 orang peserta yang berasal dari beragam latar belakang, antara lain:
1. SMA N 32 Jakarta Selatan
2. SMA N 50
3. SMK N 56 Jakarta Utara
4. SMK N 24
5. SMK Mitra Buana
6. SMK Mutiara Bangsa
7. SD N Jati Pulo 08 Pagi
8. Green Community Universitas Indonesia
9. Teen Go Green
10. Yayasan KEHATI
11. BEM FMIPA Universitas Indonesia
12. Join Society for Nature
13. Save the Children
14. Jakarta Birdwatcher Society
15. Jakarta Green Monster
16. Jerami
17. KSP Macaca Universitas Negeri Jakarta
18. Klub Otomotif Jakarta
19. Karang Taruna Kelurahan Kapuk Muara Jakarta Utara
Dalam waktu sekitar 4 jam, peserta berhasil mengangkat 1.242 Kg sampah non organik dan eceng gondok. Sampah non organik seperti styrofoam, plastik berbagai bentuk merupakan salah satu ancaman non alamiah bagi pertumbuhan tanaman mangrove. Sampah ini masuk ke dalam hutan mangrove melalui sungai Angke. Berat sampah non organik yang berhasil dikumpulkan sebesar 446 Kg.
“Saya tidak menyangka ada kawasan yang hijau seperti ini di Jakarta. Undangan Trash Buster untuk melakukan aksi di tempat ini membuat saya tahu bahwa sampah merupakan ancaman serius bagi kelestarian lingkungan” ujar Didik Tohir peserta Trash Buster. “Melihat kondisi ini, saya mau mengundang teman-teman dari klub otomotif untuk berbuat sesuatu di kawasan ini sebagai aksi kepedulian lingkungan kami” tambah Didik di tengah-tengah aksi mulung sampah.
Di samping sampah plastik, enceng gondok sebagai tanaman air juga mengancam kelestarian hutan mangrove. “Komunitas enceng gondok saat ini sudah menutup perairan terbuka tempat burung air berburu. Jika kondisi ini dibiarkan akan mengancam kelestarian burung air yang hidupnya tergantung pada keberadaan ikan di kawasan ini. Oleh karena itu, saat ini saya dan teman-teman TGG beraksi untuk mengangkat enceng gondok ini dari SMMA” jelas Mahesa salah seorang penggiat Teens Go Green.
“Enceng gondok yang sudah dikumpulkan ini akan kami bawa ke RT 8 RW 4 Kapuk Muara untuk diolah menjadi briket. Kualitasnya enceng gondok sebagai briket cukup baik. Ini bisa menjadi bahan bakar alternatif warga Kapuk Muara” tambah Riki, Ketua Karang Taruna Kapuk Muara untuk diolah menjadi briket. Sedangkan, sampah plastik yang dikumpulkan karena sudah bercampur lumpur dan tidak dapat diolah, selanjutnya diangkut oleh Sudin Kebersihan dan kemudian dibawa ke TPA Bantar Gebang.
Trash Buster dapat terlaksana dengan adanya dukungan dari Danareksa, GEF SGP, Coca Cola, Balai Konservasi Sumber Daya Alam DKI Jakarta, Kelurahan Kapuk Muara dan Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara. Melalui kegiatan peringatan Hari Air ini, TRASHI ingin menyampaikan pesan bahwa kepedulian warga Jakarta dan sekitarnya sangat dibutuhkan untuk menjamin kelestarian sumberdaya air yang makin menipis di perkotaan. Pengurangan produksi sampah adalah hal gaya hidup yang harus dilakukan oleh setiap orang untuk mengatasi masalah lingkungan ini.
jadi pengen tau cara ngolah enceng gondok jadi briket...
BalasHapus