Rabu, 27 April 2011

Bird Watching

Foto: HM Ihsan Kusasi
Sabtu, 23 April 2011, pukul 09:00 pagi. Undangan tersebut tiba-tiba muncul di SMS gue beberapa hari lalu. Berupa kegiatan Bird Watching di Taman Margasatwa (TM) Ragunan, dari kelompok bervisi EcoGreen. Gue confirmed akan hadir, juga lewat SMS, walaupun tidak satupun gue kenal mereka.

Sesuai undangan, maka jam 9:10 pagi gue sudah nongkrong di depan loket masuk. Tiket buat 1 orang akhirnya di tangan. Maaf kalau gue telat 10 menit, padahal gue sudah bela-belain pake taksi mengejar ontime, melabrak rencana awal untuk naik angkot dengan jurusan Ragunan.

Di depan pintu masuk tidak ada rombongan sedang menunggu. Nah lho! Feeling guilty segera menyergap karena gue telat. Benar gue telat? Salah! Ternyata gue datang kepagian, di mana akhirnya rombongan terkumpul dan baru masuk TM Ragunan pukul 11:00. Hmm... typical sebuah kegiatan anak-anak muda Jakarta sekarang, bila dilakukan beramai-ramai. Mengingatkan gue atas kegiatan serupa yang banyak memberi pelajaran....

Flashback. Saat masih kuliah di akhir tahun 80an dan awal 90an, gue suka bekerja sambilan menjadi tour guide. Kali ini gue dapat serombongan tourist dengan special-interest: mereka yang menamakan dirinya kelompok Bird Watching. Apa itu Bird Watching?

Bird Watching adalah sebuah kegiatan pengamatan terhadap burung-burung dengan mata telanjang, dibantu oleh alat pengamatan seperti teropong binokular atau dengan mendengar suara burung. Istilah Bird Watching pertama kali dipakai pada tahin 1901, sedangkan kata bird sendiri mulai digunakan sebagai kata kerja di tahun 1918.

Menjadi tour guide kelompok Bird Watching merupakan kegiatan yang mudah, bukan? Apalagi rutenya cuma dari gerbang Cibodas menuju air terjun Cibeureum, di dalam Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Waktu yang dibutuhkan cuma antara 1-2 jam tergantung kondisi fisik tourist.

Namun kali ini gue salah: rombongan tourist dari Amerika ini terdiri dari pasangan usia lanjut! Umur mereka berkisar 55-65 tahun. Jeddeerrr..! Bagai terkena petir siang bolong! Gue sudah bisa bayangin seberapa lama nanti waktu perjalanan sepanjang menuju air terjun Cibeureum....

Well, this job must be done anyhow. Dan bayangan gue akhirnya menjadi kenyataan: waktu tempuh menjadi dua kali lipat, yaitu 4 jam. Tidak itu saja. Sepanjang jalur trekking, gue harus menuntun (baca: memegang lengan) seorang nenek yang fiskinya kurang kuat, namun pendengaran akan suara burung begitu kuat dan presisi!  

Terbukti bahwa secara berkala dia berhenti selama 1-2 menit -- saat ada kicauan burung -- untuk mengamati melalui teropong binokular, terkadang memotret dengan kamera berlensa tele. Lalu nenek ini membuka buku panduan Bird Watching, dan dia mencatat species burung apa yang baru saja terlihat. Tidak lupa timestamp saat pengamatan terjadi.

Sehingga banyak hal yang gue pelajari, justru dari unexpected-tourist seperti ini:

Pertama, disiplin waktu. Walau mereka tourist usia lanjut dan dalam konteks sedang jalan-jalan di luar negara mereka, namun mereka semua -- sesuai rundown acara yang disiapkan panitia -- sudah siap untuk trekking pengamatan tepat pukul 08:00 dengan segala perlengkapan tergantung di badan: teropong binokular, kamera dengan lensa tele, backpack berisi makanan dan minuman ringan, buku panduan Bird Watching, buku catatan, pensil, dan... tentu saja sunblock... hihihi... tourist geto lho...

Kedua, methodology pengamatan yang efisien. Mungkin karena kegiatan Bird Watching sudah mereka lakukan bertahun-tahun, maka setiap pengamatan terhadap seekor burung cuma membutuhkan waktu maksimal 3 menit. Sudah termasuk pencatatan dan membuat dokumentasi foto.

Ada yang menarik saat secara iseng gue tanya species burung yang sedang dia amati: jawabnya ringan, "woodpecker". Hah..?! Jadi di Indonesia ada woodpecker..? Gue kirain saat itu woodpecker atau burung pelatuk cuma ada di Amerika, sesuai karakter cartoon bernama Woody Woodpecker... hihihi... tengsin.com

Ketiga, jalan-jalan sambil cari uang. Hal ini gak pernah gue sadari, sampai pada saat rombongan sudah sampai air terjun Cibeureum....

Saat istirahat di depan air terjun, temen gue yang bertugas sebagai chef rombongan menyediakan makan siang ala tourist Amerika. Tiba-tiba seorang yang paling muda dari mereka membuang piring makanan ke tanah. Sekilas gue kira dia marah karena makanan yang tidak enak. Namun, tidak sampai sedetik dia langsung menyambar kamera lensa telenya, dan segera memotret multiple-shot seekor species burung yang melintas di atas pohon sekitar air terjun Cibeureum....

"I got five hundred each..!" teriak tourist termuda tadi. "What..?" sontak gue masih kaget karena piring dibanting....

Dia segera kembali duduk dan mengambil buku panduan Bird Watching, mencari-cari di beberapa halaman, lalu menunjukkan ke gue: "[translasi] lihat species ini, sangat jarang, dan foto yang saya buat tadi bisa menghasilkan 500 dollar per frame untuk foto kalender!". Wuihh... uang segitu cukup untuk biaya kuliah gue setahun..! Pelajaran berharga yang menginspirasi gue untuk mulai menabung dan membeli kamera bekas untuk belajar dan nantinya mengimbangi gue dalam kegiatan outdoor.

Kembali ke TM Ragunan. Kegiatan kelompok bervisi EcoGreen ini sejatinya untuk mengenalkan Bird Watching kepada siswa-siswi beberapa SMA di Jakarta. Peserta biasanya dari kelompok pecinta alam di sekolah masing-masing. Kegiatan yang sangat positif dan gue acungi dua jempol  kepada panitia dan fasilitator yang ternyata masih pada kuliah di universitas.

Sedang gue sendiri sebagai apa? Gak lebih cuma sebagai penggembira... hihihi.... Terbukti bahwa, di tengah acara Bird Watching, gue malah mohon izin ke panitia untuk jalan sendiri mengambil foto-foto margasatwa lain yang tersebar di sana, tentu saja setelah mengambil beberapa foto burung koleksi TM Ragunan seperi di atas ini.

Siapa yang tidak kenal TM Ragunan? Semua penduduk Jakarta pasti kenal dan tahu lokasinya dimana. Satu hal yang ingin gue sampaikan: TM Ragunan adalah harta karun terpendam untuk belajar banyak hal. Tidak saja baik buat anak-anak kita mengenal margasatwa, juga baik untuk kita menghayati betapa Maha Kuasa Tuhan dalam menciptakan beragam mahluk di dunia ini.

Untuk yang belum pernah ke TM Ragunan, foto-foto berikut adalah  hasil hunting dari seorang peserta Bird Watching yang desersi di tengah jalan... hihihi... please enjoy sightseeing... cheers.... (
HM Ihsan Kusasi - sahabat TRASHI)

Nyemplung di Earth Hour gara-gara TRASHI

Kali ini aku ingin bercerita mengenai pengalaman perdanaku bisa terlibat di event besar seperti Earth Hour, sebelumnya memang aku senang terlibat aktif di setiap kegiatan yang  berhubungan dengan pelestarian lingkungan bukan karena aku orangnya perfeksionis melainkan aku ingin belajar dan menimba ilmu sebanyak-banyaknya dari setiap kegiatan yang aku ikuti.

Jujur loh sebenarnya aku itu orangnya cenderung masa bodo tentang apa aja, apalagi masalah menjaga kebersihan lingkungan. Dulu itu aku sering banget buang sampah sembarangan, petik-petik tanaman orang, menggunakan listrik semaunya, air juga terbuang sia-sia tiap aku mandi ataupun minum. Itu semua aku lakukan bukan karena aku gak tau resikonya tapi karena aku gak peduli dengan apa yang akan terjadi jika aku terus melakukan kebiasaan itu.

Jadi aku putuskan untuk mengikuti berbagai macam kegiatan lingkungan, ketika itu aku tertarik dengan sebuah artikel yang menceritakan tentang kegiatan sebuah komunitas yang digawangi oleh kaum-kaum muda mereka punya visi dan misi yang cukup menarik menurut aku dan tujuan mereka adalah ingin membuat Jakarta lebih indah dan bebas dari banjir dengan program mereka tiap sebulan sekali yaitu dengan melakukan ‘Clean Up’  di Suaka Margasatwa Muara Angke dari situlah aku tertarik dan mulai aktif di setiap kegiatan yang mereka buat dari clean up sampah, monitoring burung dan herpet. Aku bertemu dengan banyak kawan di sana yang notabenenya memang mahasiswa teknik lingkungan, biologi dan para peneliti. Bukan hanya itu saja  mereka juga sangat ramah dan welcome pada siapa saja terutama pada orang baru seperti saya ini yang ga punya background ataupun ngerti apa-apa soal lingkungan, hehe.. ;P.

Mereka dengan sabar menjelaskan dan memberi pengertian yang mudah diterima oleh siapa aja tentang mengapa kita harus mulai peduli terhadap lingkungan, dan uniknya mereka menjelaskan itu semua bukan dengan teori ataupun cuap-cuap saja, melainkan melibatkan langsung kita dalam setiap kegiatan yang mereka buat. Melihat langsung kondisi lingkungan kita secara jelas melalui tiap aksi, dan aku mulai memahami dari situ tentang kesadaran akan perbaikan kondisi lingkungan bisa dimulai. Dari diri sendiri dan jika diri kita sudah menyadari tentang arti pentingnya menyelamatkan lingkungan demi masa depan kehidupan kita baru kita bisa mengajak banyak orang untuk ikut terlibat dalam setiap aksi kita.

Nah, dari keaktifan aku itu aku jadi kenal banyak teman-teman baru dan akhirnya akupun dikenalkan oleh mereka berbagai  macam komunitas yang bergerak dalam program lingkungan mulai dari Green Camp sampai dengan Transformasi Hijau (TRASHI) dan karena aku sudah familiar dengan orang-orang yang terlibat di dalamnya maka aku dipercaya oleh mereka untuk mewakili TRASHI menghadiri sebuah Workshop yang aku sendiri belum begitu paham tentang apa dan aku disana harus melakukan apa?? (hehe.. maklumlah aku kan masih belajar ;p) dan Kak Hendra dari TRASHI dibantu oleh Kak Ichay juga dari Green Camp pelan-pelan menjelaskan padaku apa yang harus aku lakukan disana, setelah aku paham dan siap maka aku dilepas deh oleh TRASHI untuk mewakili komunitasnya.

Ternyata setelah mengikuti workshop tersebut aku baru tau ternyata aku mengikuti sebuah workshop Earth Hour, yang diselenggarakan oleh KOPHI dan difasilitasi oleh WWF, Waoow kebayang dong mindernya diriku ketika di sana, hehe..


Tim Earth Hour 2011
Bagaimana tidak minder secara orang-orang yang terlibat di sana memang orang-orang terpilih dan concern terhadap lingkungan. Sedangkan aku bukan siapa-siapa dan untungnya aku banyak dibantu oleh mereka dan secara gak langsung banyak ilmu pula yang aku dapat di sana. Senang juga ternyata bisa aktif di kegiatan ini, selain aku dapat banyak pengetahuan baru aku juga bisa bertemu 'orang-orang penting' untuk aku wawancarai karena aku kebetulan kebagian menjadi Tim Media Massa Onlinenya Earth Hour.

Di sana aku gak hanya bertugas meliput dan mewawancarai tapi juga ikut kemana saja tim Earth Hour Champion berkampanye. Mulai dari kampanye di konser Java Jazz, 7Eleven, Car Free Day di Bundaran HI sampai pada acara puncaknya yaitu Peringatan Earth Hour 60+ yang bertempat di Balai Kota dan Bundaran Hotel Indonesia untuk mematikan beberapa ikon kota Jakarta selama 1 jam serentak pada pukul 20.30-21.30 WIB.

Dan lagi-lagi berkat TRASHI lah aku masih dipercaya oleh Earth Hour untuk menulis dan mengabarkan setiap event apa aja yang berhubungan dengan lingkungan di Fan Pagenya Earth Hour hingga kini. Terima Kasih Transformasi Hijau telah banyak melibatkan aku di setiap kegiatannya dan khususnya untuk Kak Hendra Michael Aquan juga Kak Achmad Fadillah (Ichay) untuk waktu dan kesabaranya mendengar keluhan dan unek-unek aku selama berkampanye, hehe.. Senang rasanya bisa punya kakak seperti kalian berdua :), jangan kapok kabarin dan melibatkan aku disetiap kegiatan yang kalian buat yaa..

Eh iya lupa, "Setelah 1 Jam, Jadikan Gaya Hidup" (Juliana Priscilla Dewi - Volunteer TRASHI)

Selasa, 26 April 2011

ECO-WEEKEND ALA TRASHI ( Birdwatching and Herpetofauna )

Foto: Ihasan Kusasi (Pengajar SMA 6 Jakarta)
Penasaran dengan acara bertema Eco-weekend ala Transformasi Hijau? baca terus ya teman?

Transformasi Hijau (TrasHi) bersama young transformers dan beberapa komunitas lain telah sukses mengadakan pelatihan pengamatan burung dan herpetofauna (satwa amphibi dan reptil) yang berlokasi di kebun binatang Ragunan, Jakarta- Selatan.

Acara ini digelar pada Sabtu, 23 April 2011 pukul 10.00 WIB, dengan dihadiri oleh panitia penyelenggara, peserta anggota ekstra kulikuler Siswa Pecinta Alam SMK 24 (Bambu Apus,TMII) dan beberapa anggota Kelompok Ilmiah Remaja SMA 32.
 
Apa saja ya? pengalaman seru dari teman-teman yang hadir?
Sebelum pengamatan dimulai, para peserta mendapat briefing singkat yang dipandu oleh rekan TrasHi, jurusan Biologi Universitas Nasional, sebagai fasilitator. Pertama-tama dijelaskan mengenai pengenalan karakteristik jenis satwa unggas/ burung dan amphibi serta reptil. Ciri-ciri hewan burung adalah bahwa ia satu-satunya makhluk yang memiliki bulu, berparuh (bukan gigi), memiliki tembolok, berdarah panas, dan memiliki sisik pada bagian kaki.

Sedangkan jenis herpetofauna sendiri memiliki perbedaan utama antara amphibi dan reptil, yang terletak pada perkembangan embrio. Reptil seperti juga burung, dan mamalia memiliki telur amniota, yang berarti embrio dilindungi oleh membrane embrio yang disebut sebagai amnion. Amnion berkembang awal pada embrio, dan berfungsi sebagai lapisan cairan pelindung yang menutup embrio dalam rongga embrionik. Amniota tumbuh dalam ‘kolam di bagian dalam” dari amnion dan tidak memerlukan sumber air bagian luar.

Di lain sisi, amphibi tidak memiliki amnion dan disebut anamniota. Perbedaan amphibi dan reptil yang kedua terletak pada kulit.  Bagian terluar (integument) kulit reptil ditutupi oleh sisik, sementara amfibi memiliki kulit dengan permeabelitas tinggi dan memiliki kelenjar.

Nah, satwa apa saja yang berhasil diamati? 
Spesies unggas yang berhasil didokumentasikan oleh sahabat Trashi cukup beragam, diantaranya : Undan Kacamata Pelecanus conspicillatus, Blekok Sawah Ardeola speciosa, Betet Biasa Psitacula alexandri, Elang Laut Kepala Kelabu Thalassarche chrysostoma , Elang Laut Perut Putih Haliaeetus leucogaster, Elang Bondol Haliastur indus.

Lalu ada juga jenis Bangau Tong-Tong Leptopilos javanicus, Julang Emas Aceros undulatus, Rangkong Besar Buceros bicornis, Burung Hantu Ketupa ketupu, Burung Hantu Ikan Ketupa zeylonensis, Merak Hijau Pavo muticus, Kowak Malam Abu Nycticorax nycticorax, serta jenis reptil seperti Biawak Salvator Varanus salvator, Kadal Lidah Biru Tiliqua gigas.

Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama berbagai pihak, yaitu komunitas Jakarta Green Monster, Teens Go Green, Kehati. Menurut Abigail, salah seorang fasilitator kegiatan ini,  pengamatan burung dan herpetologi bertujuan untuk memberikan pemahaman lingkungan kepada generasi muda akan pentingnya peran burung dalam siklus ekologi. Mulai sejak membantu penyebaran biji tumbuhan sampai membantu penyerbukan serbuk sari tanaman. Lainnya  berupa  alasan estetika (keindahan) baik dari bentuk fisik (warna bulu) dan juga kicauannya.

Perwakilan sahabat TrasHi, Hendra M. Aquan berpendapat “Konsep learning by doing ini, dirasakan lebih efektif daripada hanya mempelajari keanekaragaman satwa liar pada materi yang diajarkan di sekolah. Kami berharap gema gerakan cinta lingkungan ini dapat lebih digaungkan oleh para remaja, khususnya siswa-siswi yang masih dalam usia sekolah”.

Acara diakhiri dengan sharing pengalaman peserta selama pengamatan yang telah dilakukan. “Hasil pengamatan para peserta pada kegiatan ini akan secara serius di follow up melalui pendokumentasian seperti pembuatan modul yang dibuat ala anak remaja” tutup Hendra

Hmm...semoga kegiatan bertema lingkungan ini dapat menjadi motor penggerak kegiatan menarik dan unik yang tetap mengusung tema pelestarian lingkungan di masa depan ya, teman? Amin.... (Asqarini - Sahabat TRASHI)

Kamis, 14 April 2011

Tjiliwoeng Bukan Tempat Sampah

Peringatan Hari Air yang diperingati setiap tanggal 22 Maret, pada tahun ini diperingati dengan cara unik oleh beberapa komunitas yang berasal dari Green Camp, Universitas Multimedia Nusantara (UMN), TRASHI, Save The Children dan para relawan. Kegiatan ini merupakan arung sungai Ciliwung yang berawal dari jembatan Tanjung Barat dan berakhir di Komunitas Peduli Ciliwung Tanjungan.

"Arung Ciliwung ini tidak hanya untuk berlibur di tengah waktu kerja yang meletihkan, lebih dari itu. Teman-teman yang tergerak oleh kondisi Ciliwung ini melakukan aksi Penyegelan Tempat Sampah Ilegal di bantaran Ciliwung" ujar Suhud koordinator aksi ini. Teman-teman melakukan ini sebagai bentuk keprihatinan pada ketidakpedulian sistemik pada keberadaan sungai Ciliwung dan bantarannya, tambah Suhud saat mempersiapkan aksi ini. Untuk menyebarluaskan dampak dari aksi ini, para relawan dibantu oleh tim dari UMN mendokumentasikan perjalanan dalam bentuk video pendek.

Bermodalkan sebuah perahu karet dan rakit, ternyata tidak menyurutkan semangat teman-teman yang melakukan aksi ini. Di sela-sela melakukan aksi penyegelan tersebut, para relawan membagikan selebaran yang berisi himbauan untuk tidak membuang sampah ke sungai. Tidak hanya himbauan, mereka juga melakukan sosialisasi praktis cara pengelolaan sampah rumah tangga.

Pesan moral yang ingin disampalikan melalui kegiatan ini, sungai Ciliwung bukanlah tempat sampah. Sudah saatnya kita memposisikan sungai sebagaimana layaknya. Selamatkan Bumi, selamatkan Ciliwung dari sampah! (Thomaz Aquinas - UMN).


Rabu, 13 April 2011

Smile and Energy to Tohoku (Japan Chapter)

Donasi Senyum untuk Tohoku yang dilakukan pada 2 April 2011 lalu sudah disampaikan kepada warga Tohoku. Dan kemarin malam TRASHI mendapat kiriman dari sahabat kita di Jepang, Hoko Horii. Sila simak tulisannya berikut ini.


リンクはここクリック。Here is the link to see the video → Smile and Energy to Tohoku


被災地東北から遠く離れた大阪の地で、考えた。
I reflected, in Osaka, far away from devastated area, Tohoku.

被災した人たち。
The victims.

普通の生活を送る私たちには、彼らの苦しみを理解することは所詮できない。
We, who are able to live our lives as usual, cannot understand their suffering.

何億円をも寄付する大企業の社長さん。
Presidents of influential company donate a million.

自給700円のバイトで汗を流す私たちとは、比べ物にならない。
We, who earn 700 yen per hour, cannot donate such a huge amount of money.

被災地で救助に携わる人たち。
The rescues who are involved in saving their lives.

プロフェッショナルでないわたしたちが行っても足手まといになるだけだ。
We, who are not professional, cannot work efficiently and would make the matter worse.


でも、人間には役割がある。
However, each person plays a role.

私たちにだってできることはある。
There is something only we can do.

笑いの街、大阪で
In Osaka, a town of comedy,

わたちたち学生ができること。
What we students can do...

”大阪から、笑いとパワ―を”
"Smile and Energy from Osaka"

メッセージと写真で、被災地の人を笑かそう。元気づけよう。
To make the victims laugh and infuse them with energy with the pictures and messages.

そうやって始めたこのプロジェクト。
That's how this project began.


そんなある日にインドネシアでインターンしていた頃の同僚からチャットが。
One day, one of the colleagues I worked with while I was doing internship in Jakarta, Indonesia talked to me on chat.

”大丈夫?” まだ被害が回復していないと聞いて心配してくれているようだ。
"Are you okey?"
She were worried that the situation was still not good.

何気なく例のプロジェクトの話をすると、
Then we happened to talk about this project.

”私たちにできることなら協力したい!”
"Is there anything I can do to help? "

と言ってくれる。本当に良い同僚をもったと思う。
she said. I'm always grateful for having such good colleagues.


いつの間にかこんな風に大きなイベントになっていたこのプロジェクト。
They made it such a big event in the old town in Jakarta.

なんとジャカルタから123枚もの写真が集まり、ヴィデオと共に送ってくれた。
Surprisingly, they sent us 123 picrtures and 3 videos.

おもい。
Heavy.

容量の問題ではない。
meaning,

応援の気持ちがつまった123枚の写真には、重みがあった。
important, precious since they are from lots of people who tried to encourage the victims by sending messages.
Great thanks to Purti, my sister, an organizer of this event. and all who cooperate with it!


タイ、カナダ、カザフスタン・・・
Thailand, Canada, Kazakhstan...
大阪からはじまったこのプロジェクト
It started from Osaka., but
被災地のみなさん
Dear Tohoku people,
あなたたちを応援している人が
There are such many people
こんなにいます。
who cheer you up.
どうか被災地に、”楽しみにできる明日”が訪れますように。
We wish you to be able to look forward to "tomorrow coming".
ひとりでも多くの人が、笑顔を取り戻しますように。
And, as many people retrieve their smile as possible.








Senin, 11 April 2011

The Nami of Love (Gelombang Kasih)

March 11th, 2011
Was a bleak moment on earth
Bumi menangis, bumi tersedu*
Earthquake and tsunami strucked Japan
It wiped out all things on Tohoku city

The tremble felt on Sendai and Honsu
It trembled our heart to in Indonesia
Kami berduka*

The devastation brought sympathies
We all gathered along to bring hope again
Hand on hand to bring smiles back to Japan
Mari bergandengan tangan mencari secercah harapan*

Jangan bersedih, sahabat*

No more look of losses and grieves, our tomodachi
Let the beauty of Sakura’s hanami emerge again
No more tears in your beautiful country

This is The Nami of Love from Indonesia
Gelombang kasih kami*
This is our emphaty, also from victims of Tsunami Aceh

Kembalilah bersemi, Jepang!*
Aishiteru Tohoku!
Kami bersamamu, selalu*
Ganbare, Nihon!

April 2nd, 2011
09.00 a.m

PS: This poem has been read for Smile Donation to Tohoku at Museum Fatahilah Jakarta by Asqarini.


Smile and Energy to Tohoku

Bersama TRASHI semua orang berbagi semangat dan energi positif
Aksi Komunitas Parkour Jakarta
Sabtu, 2 April, 2011. Saat itu mentari bersinar cukup terik, baru saja sampai di shelter busway Kota, setelah berjuang berdesak-desakan dengan penumpang bus Transjakarta dari arah Senen-Harmoni, Harmoni-Kota.

Pukul 14.45 WIB,
Panas…! yah itulah tipikal siang hari di Jakarta, selain macet, lalu lintas yang kuperhatikan saat itu tak pernah… ah tak perlulah dibahas! Meski begitu, Jakarta tetaplah Ibu kota tercinta, terlepas dari segala kekurangannya, Jakarta is still the capital city of Indonesia, my beautiful and amazing country.

Tujuanku adalah Lapangan Museum Jakarta, atau biasa dikenal dengan sebutan Museum  Fatahillah. Kutelusuri jalan, melewati Museum Bank Indonesia, memang sekitar bulan Maret hingga Mei 2011 ini, Museum Fatahillah mengadakan acara bertajuk Mystery Batavia bekerjasama dengan British Council. Bangunan yang dulunya merupakan Kantoor Governor Batavia (Kantor Gubenur Batavia) ini dikunjungi oleh banyak orang yang seakan membanjiri lapangan. Tak hanya anak-anak, remaja, para penjual kaki lima, turis asing, mahasiswa, seniman tradisional,  pasangan muda-mudi dan juga orang tua  semua berkumpul .

Sejak pukul 11.00 -16.00, para anggota dan ‘undangan’ dari Transformasi Hijau (TRASHI) telah beraktivitas di Museum Fatahilah, Kota. Diiringi dengan suara gendang dari penampilan kuda lumping, dan aksi cambuknya, terlihat beberapa remaja berfoto membawa tulisan yang bersifat memberikan semangat dan dukungan moral yang diperuntukkan bagi para korban gempa, Tsunami dan Krisis Nuklir di Tohoku, Jepang, tulisan yang terlihat seperti : Ganbatte! Keep your smile and spirit Japan our pray with you!,Ganbare Nihon, dan Donate your Smile for Japan, dll.
Penampilan lagu dari pengamen remaja yang menyanyikan lagu Aishiteru dari grup band Zivilia dan lagu pembuka Doraeman yang dibawakan oleh mahasiswa FIB Sastra Belanda Universitas Indonesia, serta ratusan foto-foto menarik dan lucu dari banyak peserta, Komunitas Parkour Indonesia, memeriahkan aksi kemanusiaan ini.

Kegiatan  fun dan juga bikin hati terharu biru ini mengusung tema :
“Mari Berbagi Semangat dan Energi untuk Saudara kita di Tohoku!!”

Putri Ayusha, seorang sahabat dari  Transformasi Hijau, berbagi cerita bahwa inisiatif kegiatan humanis ini berasal dari rekan-rekan di Osaka, Jepang, yang pernah melakukan kegiatan voluntary lingkungan hidup di Indonesia beberapa waktu yang lalu. Pesan yang ingin disampaikan adalah adanya bentuk kepedulian masyarakat dunia dalam hal ini warga Jakarta / Indonesia yang memiliki ikatan emosional dengan Jepang, karena pernah mengalami bencana Tsunami di Aceh pada 26 Desember, 2004 lalu.

Bersama TRASHI kami semua mendonasikana foto dan rekaman video aksi seni anak Indonesia. Video unik, lucu dan kreatif ini didokumentasikan untuk kemudian dikirimkan langsung ke Jepang untuk dipertontonkan kepada para korban di barak-barak penampungan dengan harapan minimal dapat mengembalikan senyum keceriaan warga Jepang seperti sebelum terjadinya bencana gempa dan Tsunami tanggal 11 Maret 2011 lalu.

“Ini dilakukan sebagai program trauma healing ,bagi para korban! Mengapa didokumentasikan  dengan tema kreatif, unik dan lucu tanpa bermaksud negatif? karena ingin mempertahankan identitas humor ala penduduk Osaka, Jepang!”  lanjut Putri.

Hendra M. Aquan yang juga rekan dari TRASHI, menyebutkan bahwa respon yang diberikan temen-teman sangat luar biasa !Mereka  sukarela dan tulus ikut berpartisipasi aktif. Sebagian besar  berasal dari latar belakang yang beragam seperti siswa/i  SMK 56, SMA 17, SMA 32,dll.

Sesi yang istimewa bagiku adalah saat pendokumentasian deklamasi puisi. Aku mendapat kehormatan untuk membaca puisi tepat di depan lapangan Fathillah, sementara shooting video sendiri dibantu oleh rekan- rekan dari Universitas Multimedia Nusantara, Serpong.  Judul puisi yang baru saja  dibuat pada pagi hari tanggal 2 April jam 9.00 wib ini adalah :“The Nami of Love” atau dalam bahasa Indonesia memiliki arti: “Gelombang Kasih”.

Puisi ini kutulis dalam bahasa Inggris, diselingi dengan sedikit bahasa Indonesia dan Jepang. Proses menulis puisi mengalir begitu cepat, tak lebih dari 15 menit kutulis dalam kertas buram, untuk kemudian kuketik dan prit-out setelahnya.

Hari semakin sore, angin berhembus sepoi-sepoi, sinar mentari tak lagi menyengat, Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan moral dari Indonesia kepada para korban bencana di Jepang. Selain kagum dengan konsep inisiatif ini, kita semua berharap kegiatan ini dapat menginspirasikan berbagai pihak, khususnya generasi muda untuk lebih peduli dan tetap  ekspresif menyampaikan ide-ide kreatifnya secara positif! Tentu saja guna tetap menjaga jalinan persahabatan yang telah dibina selama ini dengan Jepang!

Hari yang sangat menyenagkan, pengalaman yang berharga, kami semua cinta Jepang. Semoga Negara Sakura ini dapat bersemi kembali.Ganbare Nihon! Aishiteru!! (Asqarini - Sabahat TRASHI)

Mulung Sampah & Eceng Gondok :D

Sabtu, 26 Maret 2011. Ga akan lupa deh, bersihin sampah sama eceng gondok di Suaka Marga Satwa Muara Angke bareng sama temen-temen sekolah lain dan kakak-kakak TRASHI. Acara dimulai jam 7, tapi aku malah baru dateng jam setengah 9 gara-gara mobil yang aku naikin mogok terus pakai nyasar segala. Orang mau ke SMMA malah nyampenya ke pulau aku juga ga tau itu pulau apa dan akhirnya aku jalan kaki dari pulau sampe SMMA, lumayan sih olahraga hahaha.

Begitu nyampe sana orang-orang udah pada dekil and dekumel eeh.. aku masih bersih, kinclong (yaiyalah wong belom ngapa2in). Akhirnya aku dapet di titik 5 nyabutin eceng gondok, aku ke sana cuma berdua sama Ulfah gara-gara yang lain ga bisa ikutan. Sebenernya ga nyesel sih dateng telat terus dapet bagiannya nyabutin eceng gondok (ada maksud tertentu) hahaha.

Tapi kita cuma nyabutin eceng gondok yang dipinggir aja, mungkin kalo kita bisa naik perahu terus nyabutin yang di tengah labih seru kali yaaa walaupun sebenernya aku juga ga berani naik perahu :D hehehe. Seneng banget bisa ngelakuin hal yang positif kayak gitu, jadi capeknya ga berasa. Lumayan juga kalo acara-acara kayak gini bisa sering-sering diadain, kan makin banyak sampah yang kita bersihin makin banyak juga tempat yang bersih, makin banyak juga tempat yang sehat, berkurang juga tempat banjir. pokoknya TOP BGT selain bisa dapet kenalan baru :) bisa juga dapet pengalaman baru sama kaos baru hehehe :D semangat terus semuanya demi bumi kita !!

Seru-Seruan Nanam Mangrove

“Wah, nanam mangrove? Pasti harus masuk ke dalam air -,- hiiii ngeri ada ular, cacing, lintah, dan kawan-kawannya huh" (dalam hati). Tapi aku coba untuk beraniin diri untuk ikut. Sekitar pukul 07.30 aku bersama Afriyani Anzari, Lisa Fizilalin beserta kawannya berangkat ke Suaka Margasatwa Muara Angke. Agak deg-degan juga sih, pasti banyak lumpuuuuuuuuur.

Akhirnya sampai juga di suaka margasatwanya. Aku disambut sama kakak-kakak dari TRASHI yang bakal bimbing kita saat nanam mangrove haha. Ternyata kegiatan itu tuh bukan di suaka margasatwanya, tapi kita harus berangkat lagi ke Taman Eko Wisata Mangrove hem enggak jauh sih cuma katanya kalau jalan kaki jauh juga yaudah akhirnya kita naik angkutan umum untuk kesana. Sampai disana kita ketemu lagi sama teman baru, teman-teman dari London School dan mungkin dari tempat lain juga. Kita bareng-bareng berangkat ke tempat penanaman mangrove.

Oh tidaaaaaaaak! Ternyata, JENG JEEEEEENG apa yang aku duga tuh bener! Haha di depan mata ada kolam atau apalah itu namanya. Kita disuruh nyemplung ke air itu huhu enggak banget deeeeeeeh. Cumaaa, aku juga penasaran bagaimana dan apa rasanya nanam mangrove.

Iiiiiuuh lumpurnya dalam juga eeeuy. Takut di gigit binatang yang hidup di lumpur itu. Tapi lama-kelamaan seruuuuu soalnya aku ngeliat yang lain enjoy banget ngelakuinnya, jadi yaaaa kebawa suasana deh hehe walaupun masih tertanam rasa ngeri, takut, waswas hahaa..Keterlauan deh Afriyani ckck haduh haduh dasar orang kaya, handphone sendiri kok direndam hahaha. Tau gak siiih, Afriyani tuh gak sadar dari awal kalau handphonenya masih di dalam celana yang dia pakai untuk nanam mangrove, akhirnya handphonenya rusak deeeh hmmm sabar yaaaaa..

Untung aku bawa celana cadangan tapi aku enggak bawa kaus cadangan L akhirnya aku dipinjamin sama kak Cecil hehe (kalau enggak salah) maaf ya kak kausnya belum sempat aku balikin hiii :D
Habis bersih-bersih, terus ganti baju, terus makan siang, terus kita pulang deeeeeeeh. Thank you banget ya kakak” yang udah mau dampingin kita selama kita mengikuti penanaman mangrove yang pertama kalinya haha. HIDUP MANGROVE (?????) heheheheheh.. (Dewi Cahyani - Volunteer TRASHI)

Mari Selamatkan Bumi

Bumi kita ibarat ice cream klo ga dijaga dan disimpan ditempat yang semestinya lama- lama akan meleleh seperti es, apa kalian M.A.U ?????

Pemanasan global atau global warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat selama ratusan tahun terakhir. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan banyak perubahan seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim.

Akibat-akibat global warming yang lain antara lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, punahnya berbagai jenis hewan. Berikut adalah tips mengurangi global warming untuk menyelamatkan bumi kita :

* Daur ulang aluminium, plastik, dan kertas.
* Matikan oven kamu beberapa menit sebelum waktunya.
* Bawa tas yang bisa dipakai ulang.
* Gunakan gelas yang bisa dicuci.
* Tanam pohon setiap ada kesempatan.
* Gunakan timer untuk menghindari lupa mematikan AC.
* Turunkan suhu AC kamu.
* Matikan lampu bila tidak terpakai dan jangan tinggalkan air menetes.
* Maksimalkan pencahayaan dari alam.
* Hindari posisi stand by pada elektronik kamu !
* Jika pengisian ulang baterai kamu sudah penuh, segera cabut.
* Tampung air hujan untuk keperluan mencuci mobil, motor atau untuk menyiram tanaman.
* Gunakanlah air dingin untuk mencuci dan cucilah dalam jumlah banyak.
* Gunakanlah ulang perabotan rumah kamu.
* Jika menggunakan deodorant atau produk-produk semprot lainnya, jangan menggunkan aerosol, yang dapat memacu terjadinya global warming.
* Makan siang di sekolah ataupun kantor, sebaiknya hindari media bungkus plastik atau styrofoam ( Berasal dari minyak bumi dan susah untuk diuraikan ).

Masih ada banyak cara untuk mengurangi terjadinya global warming. Anda juda bisa turut andil didalamnya dengan melakukan hal kecil, dimulai dari diri Anda dan Keluarga Anda (Juliana Priscilla Dewi - volunteer TRASHI).

Selasa, 05 April 2011

Susur Ciliwung Lanjutan Jembatan Gadog-Baranangsiang kota Bogor, Menikmati Eksotiknya Grand Canyon Ciliwung

Grand Canyon Ciliwung - KPC Bogor
Sabtu, 2 April 2011. Susur Ciliwung ini merupakan lanjutan rangkaian agenda kegiatan KPC Bogor untuk mendata aliran sungai Ciliwung dari hulu (mata air Telaga Warna) sampai hilir (muara Teluk Jakarta) yang dilakukan secara estafet. 

Rute yang sudah terselesaikan antara lain:
1. Telaga Warna - Cibuliar (8 Januari 201)
2. Cibuliar - Taman Wisata Matahari Cisarua (9 Januari 2011)
3. Taman Wisata Matahari - Jembatan Gadog (12 Februari 2011)
4. Jembatan Gadog selesai di kelurahan Baranangsiang Kota Bogor (2 April 2011)

Susur sungai sendiri terbuka untuk umum dengan partisipasi perorangan dan dilakukan dengan jalan kaki santai sambil menikmati pemandangan. Selama susur sungai ini dilakukan pengambilan sampel biota sungai, pencatatan koordinat dengan GPS, pengambilan foto dan catatan berdasarkan keterangan dari informasi dan interaksi dengan penduduk lokal yang memanfaatkan sungai seperti petani, pemancing, anak yang bermain di sungai. Pendataan yang dilakukan meliputi titik pembuangan sampah, kampung yang dilewati, titik mata air, titik air buangan, pertemuaan sungai, delta, jembatan, irigasi serta pemanfaatan sungai lainnya.

Rute Ciliwung yang dilewati pada susur ini yaitu Kampung Gadog Desa Pandan Sari, Kampung Bendei Desa Pandan Sari, Pintu Air Katulampa, Kelurahan Tajur, dan selesai di Kelurahan Baranangsiang Kota Bogor.

Di Desa Pandan Sari sampai Katulampa walaupun sungainya cukup asri karena kebanyakan melewati daerah kebun dan persawahan, kami  menemukan beberapa titik gunung sampah rumah tangga dan banyak titik tempat pembuangan polybag blog jamur dari petani jamur sepanjang bantaran sungai.

Setelah Bendungan Katulampa sampai Tajur kita disuguhkan daerah sungai yang saya anggap sangat eksotik dan indah, seperti bagian Ciliwung yang hilang, yang luput dari perhatian orang. Daerah sungai yang landscape nya mirip pemandangan Grand Canyon, bantaran sungai dengan ngarai yang tinggi (sekitar 12 meteran) dan terjal serta badan sungai yang terdiri dari batu karang dari jenis batuan sedimentasi terkikis secara alami membentuk karya seni alam yang memukau.

Yang sangat saya sayangkan pada bagian indah di kelurahan Tajur ini banyak dijadikan tempat pembuangan sampah dari pemukiman padat penduduk daerah Tajur. Dengan dasar sungai yang tidak terlihat dari pemukiman karena tingginya bantaran, menjadikan sungai menjadi tempat favorit pelemparan sampah. Sampai-sampai ada landasan khusus yang dibuat sedemikiaan rupa sebagai tanda berupa lantai dari semen untuk tempat peluncuran bungkusan sampah ke bawah sungai. 

Hal yang sama juga dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kelurahan yang menjadikan tempat tersebut sebagai tempat pembuangan. Hal ini terlihat dari gerobak sampah yang diparkir di daerah peluncuran sampah tersebut. Memang pada beberapa bagian di kelurahan Tajur ini mulai dilakukan pencegahan untuk warga membuang sampah di sungai, terlihat dari taman-taman yang mulai dibangun di sekitar bantaran sungai, serta banyaknya tulisan larangan membuang sampah di sungai yang dikutip dari PERDA dengan ancaman yang menggelegar dan muluk. Menurut saya, ini hanya berfungsi sebatas slogan dan lips service doang tanpa ada penegakan hukumnya.

Menjadi tidak arif kalau kita cuman mengharapkan Pemda dengan sistem pengolahan sampah secara sentralisasi dan terpusat ke Tempat Pembuangan Akhir yang jelas terbatas karena jarak, tempat dan anggaran. Harus ada terobosan menajemen sampah dengan sistem desentralisasi dan pengolahan sampah mandiri. Semangat "Sampah bukan lagi menjadi masalah, sampah menjadi berkah" harus segera diterapkan dengan pemberdayaan masyarkat secara ekonomi, sosial dan budaya.

Susur sungai berakhir pada daerah Ciliwung Kelurahan Baranangsiang dan akan dilanjutkan pada susur berikutnya.(Sudirman Asun - Jakarta Glue)

Pengalaman Seru "Donasi Senyum Bersama Wisatawan di Kota Tua"

Mungkin apa yang aku rasain bersama Afriyani Anzari, Astri Ririn Ernawati, Hanan Nabilah, teman-teman dari Transformasi Hijau, dan teman-temanku dari sekolah lain yang ikut melakukan donasi senyum kemarin enggak bisa dirasain teman-teman yang lain. Rasa galau, males, ngantuk, bete yang terbawa dari rumah sirna sudah ketika kita sampai di Kota Tua. Sebuah pengalaman yang menarik banget karena memang ini kegiatan perdanaku heheheheh :D

"Smile and Energy to Tohoku" Sabtu, 2 April 2011, hemmm enggak pernah aku bayangin loh ternyata di kegiatan ini kita disuruh membujuk/mengajak para wisatawan Kota Tua sebanyak banyaknya untuk berpartisipasi dalam kegiatan kita saat itu demi memberi support negara sahabat haha lebay (sahabat atau musuh yaaa?).

Ada yang yang narsis bangeeeeeeeeeet, ada yang heboh abissssssssss, ada yang jaim jaim gimana gitcuuuuuuu haha ada juga yang S O M B O N Gnya enggggak ketolongan ckck -.- mmmm tapi itu semua yang bikin kegiatan kemarin jadi lebih berwarna heheeee.

Saat-saat yang masih aku inget terus waktu ketemu sama encek-encek dan satu orang negro deh kayanya hee. Dengan yakinnya kita ngomong pake bahasa Inggris walaupun baru 3 kata. Tiba-tiba salah satu orang di antara mereka bilang "kita bisa kok ngomong pakai bahasa indonesia" WHAT????? (SPECHLESSS,tapi gak lama lama) JEGGGEEEERRRRRRR (ceritanya petir lewat)hahaha kenapa gak bilang dari tadi (dalam hati)haha tapi gakpapa, ini yang ngebuat suasana makin tambah seru.

Pas aku ngeliat cameraman BTS 32 jalan di samping aku huah langsung aku bilang sama temen-temen dan kita ngejar-ngejar dia (serasa ngejar artis haha) habis ganteng sih hehe akhirnya kita foto bareng-bareng dan yang lain bingung gitu ngeliat kita berempat lari-larian kaya Densus 88 ngejar Nurdin nge-top..huahahahahahah

Mungkin aku udah beberapa kali main ke Kota Tua tapi hari itu yang bener-bener berkesan banget buat aku dan mungkin buat yang lainnya juga. Bener-bener asik, seru, nyenengin, gokilllll, dan sebagainya haha walaupun harus panas-panasan alias bakar-bakaran karena saking panasnya cuaca ckck tapi kita tetep semangaaaaaaat.

Dari kita berangkat ke Kota Tuanya sih kita juga udah seneng sebenerrnya :D siapa yang gak seneng coba, bisa ngeliat cowo ganteng di depan mata :DDDD. Aku mau seru-seruan bareng kalian seperti itu lagi di lain waktu :)

Senin, 04 April 2011

Lomba Foto Hari Bumi 2011: Aksiku untuk Bumi


Dalam Rangka HARI BUMI 2011, Teensgogreen menantang kalian untuk turut serta berpartisipasi di kegiatan yang bertajuk “Aksiku Untuk Bumi”. Raihlah 15 tiket DUFAN dan 15 tiket Atlantis untuk 10 orang pemenang dan bagi pemenang akan diundang di acara peringatan hari bumi di Ancol pada 17 April 2011...

Bagaimana caranya ?
1. Upload fotomu yang berkaitan dengan aksimu untuk lingkungan ke fanpage facebook teensgogreen dengan terlebih dahulu me-like fanpage tersebut.
2. Tulis penjelasan fotomu di caption yang tersedia dengan maksimal 200 kata.
3. Tag teman-temanmu dan akun facebook teensgogreen (tidak wajib)
4. Kumpulkan like sebanyak mungkin dari mereka

Syarat dan Ketentuan :
1. Foto belum pernah dipublikasikan sebelumnya.
2. Foto sesuai tema yang diangkat “AKSIKU UNTUK BUMI”.
3. Satu orang hanya bisa mengirimkan maksimal satu Foto.
4. Foto diupload paling lambat tanggal 15 april 2011 pukul 20.00 wib
5. Batas penghitungan Like pada tanggal 15 april 2011 pukul 23.59 wib
6. Bagi yang telah mengupload foto wajib mendaftarkan dirinya ke oddie (08568989589) dengan mengetik Aksi Untuk Bumi _(Nama)_(Asal)_(No.Hp)
7. Foto yang diikutkan dalam lomba ini adalah foto yang di upload di fanpage Teensgogreen

Bagi 10 orang pengumpul like terbanyak akan mendapatkan
- Urutan 1-5 terbanyak mendapatkan tiket dufan(1 orang 3 tiket)
- Urutan 6-10 terbanyak mendapatkan tiket atlantis(1 orang 3 tiket)

Bagi pemenang nanti akan dihubungi panitia lebih lanjut!
Lomba ini terbuka untuk umum tanpa batasan umur!
Periode Lomba 4 April-15 April 2011

Acara Ini terselenggara Berkat Kerjasama Teensgogreen, PT Pembangunan Jaya Ancol, Yayasan KEhati, Transformasi Hijau, Rimbawan Muda Indonesia dan Jejak Ramah Bumi(RMI)

Pengalaman Baru (Kegiatan "Donasi Senyum untuk Tohoku")

Hari ini (2 April 2011), aku dan teman-teman dapat pengalaman baru. Kami ikut kegiatan Donasi Senyum untuk Tohoku. kita membantu saudara-saudara kita di Jepang. Kami keliling Kota Tua untuk mencari donatur yang mau kasih senyuman dan fotonya. Seribu senyuman untuk menyemangati mereka dalam menghadapi musibah yang mereka alami. hehehe...

Banyak banget pengalaman yang kami dapat di sana. Kami ketemu beragam karakter orang di sana. Ternyata mereka punya sifat yang berbeda. hehehe.. Waktu kami datengin mereka, ada yang bingung, ada yang narsis, ada yang heboh, ada yang langsung pergi (hahaha... please deh kita kan gak gigit), ada yang sombong (hehehe), ada yang cuekin (ya ampunn... kita kan minta baik-baik, jangan dicuekin dong... huhu). Tapi ada juga yang ramah, friendly, mau terima kita baik-baik :)

Aku masih inget ada cewe bule yang bilang "no no, I don't pray" hahaha... lucu aja dia. Terus ada anak kecil yang di foto, trus abis itu minta duit.. hahaha... GUBRAK.Ada bule friendly (dua orang, cewe cowo, kayanya sih suami istri deh...) yang dimintain foto bareng sama anak SMK 56. Setelah difoto, ternyata mereka foto kami pake kameranya. (hehehe.. jarang-jarang difoto sama bule. hhaha). 

Masih tentang bule lagi, ada bule di tempat parkir yang bilang "give me money if you want to take my picture" hahaha... GUBRAK. tadinya aku pikir friendly, ternyata... hehehe..

Selain mereka, ada juga anak kecil yang semangat banget waktu difoto. Ekspresi mereka lucu banget. Terus ada fotografer putih berkacamata. Oh iya, Pak Polisi wisata juga ikut kita fotoin.

Ada juga fotografer BTS 32... hohoho...(ketemu secara kebetulan) ya ampun kita tuh sampe ngejar-ngejar bagai wartawan ngejar artis... ahahaha. Untung si fotografernya baik hati dan tidak sombong. Semoga rajin menabung juga (lohh apa hubungannya hehehe. gubrak....) tapi akhirnya kita dapat juga fotonya. :)

Ini sebagian cerita dari orang-orang yang kita mintain partisipasinya untuk donasi senyum. Selebihnya masih banyak sifat mereka yang lucu-lucu, ramah, gokil..

Senang bisa ikut kegiatan ini, bisa ngebantu saudara-saudara kita di Jepang. Bisa kenal dan ketemu banyak orang dan yang lebih penting bisa dapat pengalaman baru :). Terakhir.... untuk Jepang... Keep Your Smile, We Always Pray for You :) (Afriyani Anzari - SMA 32)

Donasi Senyum Jakarta untuk Jepang

Sabtu, 2 April 2011. Bencana tsunami dan krisis nuklir di Jepang menggugah semangat berbagi teman-teman di Jepang dan Jakarta. Donasi yang selama ini identik dengan uang dan materiil, kali ini kami wujudkan dalam bentuk yang berbeda. Dalam kegiatan ini kami mengusung tema "Smile and Energy to Tohoku."

Dalam menjalankan aksi donasi ini, TRASHI dibantu oleh komunitas Parkour Jakarta, SMA 32, SMA 17, SMK 56, UMN, Komunitas Green Camp dan para relawan TRASHI. Donasi senyum ini berlokasi di Lapangan Museum Fatahilah. Pengumpulan donasi senyum ini juga sangat mudah. Para relawan yang terlibat mengajak pengunjung untuk mendonasikan senyumnya dengan cara bergaya lucu serta menarik. Tidak hanya itu saja, sambil bergaya unik mereka juga membawa sebuah pesan yang memberi semangat.

"Saya tertarik terlibat dalam aksi ini, karena menurut saya ini adalah kegiatan yang positif. Pengalaman kami terlibat di Earth Hour lalu mungkin bisa disumbangkan untuk menghebohkan donasi senyum ini" kata Angelique salah seorang anggota Parkour Jakarta.

Aksi donasi senyum yang berjalan dari jam 11.00 - 17.00 WIB berhasil mengumpulkan 200 buah foto dengan berbagai gaya yang asyik dan gaul. Ternyata tidak hanya foto saja, ada beberapa peserta yang menyumbangkan puisi, nyanyian yang bernada positif untuk menghibur para korban di Jepang. Donatur nya pun beragam mulai abang tukang parkir, pengamen, sampai turis asing yang sedang berwisata di Kota Tua Jakarta.

"Donasi senyum ini merupakan wujud kepedulian kami untuk membantu saudara kita di Jepang dan juga menjadi pengalaman berharga untuk saya, ternyata tidak semua orang mudah untuk tersenyum ya" ujar Afriyani Anzari volunteer TRASHI dari SMA 32 Jakarta Selatan.

Foto dan video yang sudah terkumpul, kemudian dikirimkan ke Hoko Horii, sahabat TRASHI di Jepang yang akan membawa donasi senyum warga Jakarta ini ke Tohoku. Tohoku adalah sebuah wilayah di Pulau Honshu yang terkena dampak tsunami cukup parah dan letak reaktor nuklir Fukushima.

Melalui donasi senyum ini, TRASHI dan para relawan yang terlibat mencoba membantu saudara-saudara di Jepang melalui hal yang sederhana; senyuman dan semangat positif. Ternyata semangat berbagi untuk kemanusiaan itu masih bisa ditemukan di warga Jakarta. Terima kasih untuk dukungan teman-teman dan para sahabat TRASHI, sehingga acara ini bisa berlangsung dengan luar biasa. Salam kemanusiaan dan Domo Arigatou!!