Jumat, 30 September 2011

Halal Bihalal Ciliwung Awali Silaturrahim Menuju Ciliwung Bersih dan Lestari

Halal Bihalal yang diadakan bertempat di Komunitas Ciliwung Condet pada Sabtu 3 September 2011 ini bertujuaan untuk ajang komunikasi silaturahim dengan warga dan tokoh masyarakat, sharing buat komitmen dan kontribusi ke depan untuk menggerakan Ciliwung Bersih.

Menjadikan tepian Sungai Ciliwung untuk kembali menjadi tempat masyarakat berinteraksi sosial, sekedar kumpul, bermain dan ngobrol-ngobrol ringan adalah salah satu agenda yang akan terus berlanjut sejalan dengan program Tahun Kunjungan Wisata Ciliwung yang telah digulirkan para Komunitas Ciliwung.

Hajatan kampung sederhana ini juga menjadi tempat saling berbagi keakraban, dimana para peserta saling membawa kue-kue kering, buah dan panganan kampung yang dibawa dari rumah masing-masing untuk saling dicoba dan mencicipi hasil tangan kreasi sendiri.

Kegiatan ini antara lain diramaikan para sahabat komunitas dan tokoh masyarakat Betawi Condet:
1. Keseniaan Teater Bang Mamat Nurjaman.
2. Peternak kambing Bang Iwan Carly.
3. Perkumpulan Silat Condet Bang Yahya.
4. Group Kesenian Pantun Batavia Bang Zahrudin.
5. Pengusaha percetakan Keno Production Bang Keno.
6. Tokoh Masyarakat Bpk. Ustad Abdul Rohim
7. Remaja Masjid Bang Ahmad Yani
8. Ikatan Alumni SMA 51 Jakarta Bang Andi Harmoko.
9. FORKABI Balekambang Condet.
10. Teman-teman muda Teens Go Green (TGG)
11. Transformasi Hijau (Trashi) Sob Hendra Aquan
12. Komunitas Ciliwung Rawajati
13. Komunitas Ciliwung Bojonggede
14. Dongeng Kanvas Kak Dwi dan Kak Yudhi
15. Komunitas Rumah Bumi Tanam Bang Pitono dan keluarga.
16. Sahabat komunitas dari Kantor Berita Radio (KBR 68H)
17. Sahabat komunitas dari stasiun tv ANTV
18. Adik-adik Sekolah Alam Ciliwung.
19. Komunitas Ojek Bpk. Wardi
20. Warga masyarakat Condet

Acara selain dimeriahkan hiburan oleh sahabat komunitas dari orkes tunggal keliling Jaber Group dari Condet, para peserta selain menikmati rindang dan hijaunya sekeping Hutan Kota Condet juga berkesempatan mencoba perahu kano yang akan digagas menjadi Sekolah Kano Ciliwung.

Melihat persoalan Ciliwung lebih dekat tercipta doa harapan dan komitmen untuk bahu membahu memperbaiki kondisi Ciliwung bersama-sama.

Bagi saya komunikasi dan kesiapan garda depan akar rumput komunitas seperti ini harus segera ditindaklanjuti dengan komunikasi dan pemberdayaan oleh pihak instansi pemerintah sebagai pemegang anggaran dan pembuat kebijakan.

Tak lupa saya lampirkan oleh-oleh lebaran sebait duabait kearifan lokal dari Bang Zahrudin sang pelantun Pantun Betawi:

Punya tanah dibikin taman
Jangan lupa dibikin sawung
Belum sempurna kita beriman
Kalau buang sampah masih di sungai Ciliwung.
Orang tajir pasti banyak harta
Jangan lupa kasih sumbangan
Banjir sering melanda Kota Jakarta
Karena buang sampah pada sembarangan.
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI, 1 SYAWAL 1432 H. MINAL AIDIN WALFAIDZIN

Sumber: http://green.kompasiana.com/polusi/2011/09/04/halal-bihalal-ciliwung-awali-silaturrahim-menuju-ciliwung-bersih-dan-lestari/

Kamis, 29 September 2011

Sampah Nyaris Tutupi Pos Pemantau Ketinggian Air

DEPOK, KOMPAS.com — Tumpukan sampah nyaris menutupi angka penunjuk ketinggian air di Pos Pemantau Ketinggian Air Kali Ciliwung, Jembatan Panus, Kecamatan Pancoran Mas, Depok. Sampah tersebut menggunung di sisi selatan kaki jembatan, sementara angka untuk memantau ketinggian air kali ada di sisi timur.

Tumpukan sampah ini belum dapat dibersihkan meski hari ini ada aksi bersih-bersih dari anggota pramuka dan satuan tugas banjir. "Kalau dengan alat biasa, sampah itu tidak dapat dibersihkan. Sampah itu harus dibersihkan dengan alat berat karena banyak sekali," kata Imih, petugas Pos Pemantau Ketinggian Air Kali Ciliwung di Depok, Sabtu (24/9/2011).

Sejauh ini Imih belum terganggu karena angka penunjuk ketinggian air masih dapat dilihat. Namun, dia tidak tahu jika sampah terus bertambah dan menutupi angka tersebut. Pengamatan ketinggian air kali tidak dapat dilakukan dengan akurasi yang tepat.

Sabtu pagi tadi, sekitar 100 anggota pramuka dan petugas Satuan Tugas Banjir Kota Depok membersihkan sampah di sekitar tempat itu. Namun, lantaran sampah terlalu banyak, kegiatan pembersihan hanya bisa dilakukan pada sampah kecil di pinggiran kali. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Depok Rahmat Subagyo mengatakan, pembersihan sampah di Kali Ciliwung dilakukan mengingat sudah masuk musim hujan.

Hadir dalam acara ini Wakil Wali Kota M Idris Abdul Shomad, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Depok Rahmat Subagyo, dan Komandan Satuan Tugas Banjir Sadar.

Anggota pramuka menghentikan kegiatan bersih-bersih karena seluruh kantong plastik hitam terisi sampah. Pembersihan sempadan Kali Ciliwung dan wilayah aliran kali dari sampah memerlukan alat berat. 

Sumber: http://megapolitan.kompas.com/read/2011/09/24/17170158/Sampah.Nyaris.Tutupi.Pos.Pemantau.Ketinggian.Air

Rabu, 28 September 2011

Sampah Bandung, Masalah dan Solusinya

Berdasarkan data dari PD. Kebersihan pada tahun 2008, jumlah penduduk Kota Bandung 2.296.848 jiwa,  maka volume sampah domestik Kota Bandung adalah sebesar 7500 m3 per hari. Jika ditambah Kabupaten Bandung, dan Cimahi jumlahnya jadi 15.000 m3. Jumlah sampah yang terangkut ke TPA oleh pihak PD Kebersihan hanya mencapai sekitar 60% saja, sisanya dibuang sembarangan, ditimbun ke dalam tanah, dibuang ke sungai, atau dibakar.


Sebagai gambaran, sampah yang masuk ke TPA Sarimukti yang berasal dari Kota Bandung dan Kota Cimahi setidaknya sebanyak 200 truk sampah. Dari jumlah itu, hanya empat truk yang berisi sampah organik dan masuk instalasi pengolahan kompos. Sisanya dibuang di TPA untuk kemudian dipilah oleh pemulung.


Ketika Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kota Bandung masih nebeng di lahan Perhutani dan sering bermasalah, ketika sarana angkutan sampah terbatas,  ketika rencana Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) masih menjadi konflik, maka yang terjadi adalah tumpukan-tumpukan sampah selalu saja menghiasi sudut-sudut kota. Bau aromanya jauh dari visi Kota Bandung, yaitu menjadi Kota Jasa yang Bermartabat. Darurat sampah yang terjadi di Bandung akibat longsornya TPA Leuwigajah, 21 Februari 2005, yang menyebabkan lumpuhnya pengelolaan sampah adalah sebuah pelajaran berharga apalagi kabarnya TPA Sarimukti akan ditutup, hal ini wajib jadi perhatian bersama.


Sampah domestic kurang lebih 65% nya adalah sampah organik, Jika sampah yang 15.000 m3/hari itu dijadikan kompos ,  akan menghasilkan kompos seberat 3588 ton  (asumsi 1m3 kompos = 0.92 ton, rendemen  40 %) jika dijual dengan harga Rp 200/kg (Asosiasi Kelompok Usaha UPPKS, lembaga yang memprakarsai penampungan kompos dari sampah perkotaan)  berarti akan didapat Rp 717,6 juta per hari.Dan  seandainya langsung dijual ke pasar umum nilainya bisa lebih tinggi lagi, harga pasarannya saat ini Rp 500 – Rp 600/kg. Itu baru dari kompos, belum lagi kalau kita jadikan pupuk cair, briket, asap cair, biogas , bioelektrik, beton semen polimer,pakan ternak, aneka macam hiasan, bahan bangunan dll, masalah sampah  bukan hanya dapat kita atasi, bahkan sampah bisa membawa berkah ,bisa menghasilkan banyak uang. Cuma masalahnya : siapa yang mau menangani ???

Sumber: http://menujuzerowaste.wordpress.com/2011/08/22/sampah-bandung-masalah-dan-solusinya/