Senin, 07 Oktober 2013

Suaka Margasatwa Muara Angke: Surga Burung Terakhir Jakarta

Pembangunan dan ruang terbuka hijau Jakarta (RTH) seolah merupakan hal yang bertolak belakang. Konsep pembangunan kota yang dianut pemerintah daerah masih jauh dari kaidah pembangunan yang mengedepankan prinsip ramah lingkungan. Sebut saja praktek pengalihan fungsi RTH menjadi kawasan komersil, seperti pengubahan 831,63 hektar kawasan hutan mangrove Angke Kapuk pada tahun 1984 menjadi kawasan hunian Pantai Indah Kapuk. Selain itu, alih fungsi RTH juga terjadi di tengah kota Jakarta, yaitu pengubahan fungsi RTH Senayan menjadi kawasan komersil seperti Plaza Senayan dan Senayan City. Setelah alih fungsi tersebut, luas RTH Jakarta yang tersisa saat ini sebesar 9,8 persen dari luas wilayah kota.

Menilik dari kebijakan Rencana Tata Ruang 1965-1985 luas RTH Jakarta pernah mencapai 37,2 persen atau sekitar 241,8 kilometer persegi. Dampak dari pengubahan fungsi RTH tersebut dapat dilihat pada jumlah jenis burung yang ditemukan di RTH Jakarta. Pengamatan burung yang dilakukan pertama kali di Batavia oleh Hoogerwerf tahun 1937, menunjukkan bahwa pernah ditemukan 256 jenis burung. Namun saat ini, jenis burung yang ditemukan di 19 RTH Jakarta hanya berjumlah 129 jenis.

Pendataan jenis burung yang dilakukan di 19 RTH Jakarta, berhasil mencatat enam jenis burung yang masuk ke dalam daftar merah IUCN; dua jenis berstatus kritis Critical Endangered (CR) yaitu Cikalang christmas (Fregata andrewsi) dan Jalak putih (Sturnus melanopterus), dua berstatus rentan Vulnerable (VU) yaitu Bubut jawa (Centropus nigrorufus) dan Bangau bluwok (Mycteria cinerea), serta dua lagi  hampir terancam punah Near Threatened (NT) yaitu Pecuk ular asia (Anhinga melanogaster) dan Cerek jawa (Charadrius javanicus). Keenam jenis tersebut banyak ditemukan di Suaka Margasatwa Muara Angke. Berdasarkan pendataan burung yang dilakukan tahun 2010 – 2012, SMMA memiliki keanekaragaman jenis burung yang tinggi. Setidaknya ditemukan 105 jenis burung di SMMA.
  
Grafik jumlah jenis burung di 19 RTH Jakarta. Lokasi pengamatan antara lain : (1) Suaka Margasatwa Muara Angke, (2) Hutan Lindung Angke Kapuk, (3) Taman Wisata Alam Angke Kapuk, (4) Kawasan Monas, (5) Taman Impian Jaya Ancol, (6) Senayan, (7) Hutan Kota UI, (8) Taman Margasatwa Ragunan, (9) Kawasan Menteng, (10) Buperta Cibubur, (11) Buperta Ragunan, (12) Kali Pesanggrahan, (13) Bantaran Ciliwung, (14) Situ Babakan, (15) Hutan Kota Srengseng, (16) Kawasan Kebayoran, (17) Hutan Kota Kemayoran, (18) Tebet, (19) Manggala Wanabakti

Faktor tingginya temuan burung di kawasan ini adalah karena bervariasinya ekosistem penyusun SMMA yang terdiri dari hutan mangrove, rawa air tawar, hingga pinggir sungai. Selain itu, SMMA juga merupakan lokasi transit burung migran dan lokasi berbiak serta mencari makan burung-burung air, sehingga Birdlife International menempatkan SMMA sebagai Important Bird AreaPeran SMMA sebagai kawasan perlindungan burung sangat penting untuk dijaga. Perlu keterlibatan pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga kelestariannya. 

Saat ini SMMA sebagai kawasan konservasi mendapat tekanan lingkungan yang cukup besar. Selain menerima dampak dari sampah kiriman yang mengalir dari kanal banjir barat juga kegiatan reklamasi Teluk Jakarta. Diduga, kegiatan reklamasi tersebut akan mempengaruhi jalur terbang burung-burung yang biasa mencari makan di pesisir utara Jakarta. Di samping itu, kegiatan reklamasi juga diperkirakan akan mempengaruhi arus keluar masuk air laut ke dalam SMMA. Jika terjadi gangguan arus air laut, keberlangsungan hidup tanaman mangrove di surga burung itupun tidak berlangsung lama. Kelestarian burung di SMMA bergantung pada kehidupan tanaman mangrove di dalamnya. 

Data pengamatan ini merupakan salah satu cara untuk mengukur dampak dari pembangunan kota terhadap kelestarian hidupan liar. Perlu dilakukan pendataan serupa untuk satwa jenis lainnya. Cara ini adalah langkah yang mudah untuk melihat dampak dari kebijakan pembangunan sebuah kota besar seperti Jakarta. (Desi Ayutriana, Hendra Aquan, Ady Kristanto - TRASHI)

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum. Perkenalkan saya Ravel. Saya dari Padang, sekarang tinggal di Jakarta. Saya lulusan Biologi Unand. Bagaimana caranya agar saya bisa bergabung di Trashi?

    BalasHapus