Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) 2011 mengambil tema “Lestarikan
Puspa dan Satwa Untuk Keberlanjutan Kehidupan”, dengan sub tema “Selamatkan
Keanekaragaman Hayati Perkotaan”. Peringatan HCPSN setiap tanggal 5 November
ini dimulai tahun 1993 yang betujuan untuk meningkatkan kepedulian,
perlindungan, pelestarian puspa dan satwa nasional. Keberadaan keanekaragaman
hayati harus dijaga dan dimanfaatkan secara berkesinambungan. Manfaatnya antara
lain: (1) Sebagai sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan dan jasa ekosistem
(contoh: ekosistem hutan sebagai pengatur tata air, penyerap CO2 dan pengatur
iklim mikro); (2) Merupakan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi: (3)
Mengembangkan sosial budaya; dan (4) Membangkitkan nuansa keindahan yang merefleksikan
penciptanya. Puspa dan satwa sebagai bagian dari keanekaragaman hayati
merupakan modal penting bagi pemenuhan kebutuhan dasar manusia serta penjaga
keseimbangan ekosistem.
Hayati Perkotaan
merupakan salah satu Keanekaragaman Hayati yang paling dekat dengan kehidupan
manusia. Mereka adalah contoh keanekaragaman hayati yang dapat bertahan di
kerasnya kehidupan perkotaan. Setidaknya dengan mulai memperhatikan lingkungan
di perkotaan dan dijaga kelestariannya maka kedepannya akan mampu melestarikan
lingkungan luas yang ada di Indonesia seperti wilayah hutan maupun lautan.
Pada tahun 2011
ini ditetapkan Bunga Tetepok (Nymphoides
indica) sebagai Puspa Nasional 2011 dan Katak Api (Leptophyre cruentata tschudi) sebagai Satwa Nasional 2011. Pemilihan puspa dan satwa berkaitan dengan tema ekosistem perairan
tawar flora dan fauna.
Bunga Tetepok (Nymphoides indica) |
Bunga Tetepok atau
Water Snowflake merupakan tumbuhan air yang patut dibudidayakan dan masih
famili dengan teratai. Keunikannya membuat tumbuhan ini hanya dapat berkembang
di habitat tertentu yang dikhawatirkan kepunahannya. Bunga Tetepok
diperkenalkan sebagai salah satu tanaman air di perkotaan selain Lotus dan
Teratai. Di Kebun Raya Bogor, Bunga Tetepok yang dikembangkan berasal dari
wilayah Sumatera dan Jawa. Mengingat keindahan dan keunikan bunga dan daun
tetepok, telepuk, telepok, water snowflake, floating hearth, atau Nymphoides indica ini serta habitatnya
yang tumbuh di air tawar maka pemerintah menetapkan ‘Si Serpihan Salju’ dan
‘Hati Mengambang’ ini sebagai Puspa Nasional tahun 2011.
Katak Api (Leptophyre cruentata tschudi) |
Katak api
menurut the International Union for Conservation of Nature (IUCN) saat ini
berstatus Critical Endangered (CR) atau sangat terancam punah di alam. Dan yang
menariknya Katak ini wilayah penyebarannya hanya ada di Jawa Barat. Pemilihan
Katak sebagai satwa nasional 2011 adalah dikarenakan peranannya yang sangat
penting sebagai indikator pencemaran lingkungan. Tingkat pencemaran lingkungan
pada suatu daerah dapat dilihat dari jumlah populasi katak yang dapat ditemukan
di daerah tersebut. Pengurangan jumlah katak dalam rantai makanan menyebabkan
terganggunya dinamika pertumbuhan predator katak. Hal yang lebih perlu
diperhatikan lagi adalah penggunaan pestisida di sawah yang merusak telur-telur
berudu katak dan semakin berkurangnya habitat katak. Di perkotaan sendiri kodok
dan katak dari jenis Kodok buduk (Bufo
melanostictus) dan Katak pohon bergaris (Polypedates leucomystax) merupakan amfibi yang mengendalikan
populasi nyamuk.
Pemerintah telah
melakukan berbagai upaya dalam melindungi dan melestarikan sumber daya alam
hayati termasuk perlindungan puspa dan satwa yang dilakukan untuk mendukung
pemanfaatan secara berkelanjutan, salah satunya dengan melaksanakan Konservasi
Spesies dan Ekosistem”. demikian disampaikan oleh Menteri Negara Lingkungan
Hidup. Kawasan konservasi
terdiri dari konservasi In-situ seperti pengelolaan Cagar Alam, Suaka
Margasatwa, Taman Nasional dan konservasi Ex-situ seperti Kebun Raya, Kebun
Binatang, Taman Safari. KLH telah mengembangan Taman Keanekaragaman Hayati yang
dapat mengadopsi konsep konservasi In-situ dan Ex-situ. Peringatan HCPSN ke-18
tahun ini juga diharapkan dapat menggaungkan kembali Gerakan Masyarakat
mencintai Puspa dan Satwa Nasional. (Ady Kristanto)
Sumber foto :
Katak api oleh George Mose (www.amphiaweb.org)
Sumber foto :
Katak api oleh George Mose (www.amphiaweb.org)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar