Tentang MOSHI
Suaka Margasatwa Muara Angke dan Hutan Lindung Angke Kapuk yang juga merupakan salah satu RTH sekaligus kawasan konservasi alami yang masih tersisa di Jakarta, dimana didalamnya masih tersimpan potensi keanekaragaman hayati yang terbilang masih cukup terjaga dengan baik. Di samping sisi nilai penting secara ekologis, kawasan ini juga menghadapi kendala lingkungan yang berat, khususnya masalah sampah.
Melalui kerjasama dengan Global Environment Facility-Small Grant Program, selama kurun waktu satu tahun terakhir, TRASHI melakukan pembinaan dan pendampingan bagi pelajar SMA di Jakarta untuk memperkenalkan kawasan dan kegiatan yang dapat dilakukan di Suaka Margasatwa Muara Angke dan hutan Lindung Angke Kapuk termasuk keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.
Untuk memberikan dampak yang lebih luas terhadap apa yang telah dilakukan dalam kurun waktu satu tahun terakhir tersebut, TRASHI bersama para siswa yang terlibat yang selanjutnya membentuk Young Transformers berupaya mendokumentasikan hasil kegiatan dan keanekaragaman hayati yang ada di Suaka Margasatwa muara Angke dan Hutan Lindung Angke Kapuk dalam bentuk modul mengenal hutan mangrove Jakarta.
Modul yang disebut dengan MOSHI (Modul TRASHI) ini disusun agar kalangan generasi muda terutama pelajar lebih mengenal RTH di Jakarta sekaligus keanekaragaman hayati yang tersisa di dalamnya. Sehingga mereka terdorong untuk beraktivitas dan memanfaatkan RTH sebagai ruang belajar.
Untuk memperkenalkan MOSHI tersebut, TRASHI bekerja sama dengan GEF-SGP Indonesia dan Yayasan KEHATI, pada tanggal 24 Juli 2012 yang lalu menyelenggarakan sebuah diskusi bertema “Upaya Pelestarian Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Perkotaan dan Peranan Generasi Muda”.
Kegiatan ini diharapkan dapat mendukung proses penyadartahuan kepada masyarakat serta memicu aksi-aksi lingkungan terutama di RTH dengan menggunakan MOSHI sebagai buku panduan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar