Kamis, 29 Maret 2012

TRASHI @Garage Sale&Layar Tancep "Cinta Bumi"

TRASHI akan bergabung dengan RumahPohon Activity, Teens Go Green, Indonesia Wildlife Photography, BauTanah Galeri Jalanan, Needle&Bitch dan Komunitas Ciliwung mengadakan kegiatan

 Garage Sale&Layar Tancep "Cinta Bumi"

apa saja yang di gelar TRASHI di sana????

Ada WORKSHOP membuat keranjang dari Koran Bekas [Donasi mulai dari Rp 5.000,00]
Ada JUALAN Keranjang Koran; Novel Bahasa Inggris; Kaset Lawas 
[Harga mulai dari Rp 2.500,00]
Ada NGOBROL SANTAI ttg berkegiatan Lingkungan + Produk Kreasi daur ulang
dan masih banyak lagi...


PENASARAN??? 

SO BE THERE!!!!!!!!!!!!
#Keranjang Koran#
Tumpukan Novel ma Kaset Lawasnya
Gantungan Kunci dr Krop

Garage Sale&Layar Tancep 'Cinta Bumi' Juki&Friends

#design flyer by.Galuh Hapsari#
SABTU-MINGGU 31Maret - 1 April

Garage Sale&Layar Tancep 'Cinta Bumi' Juki&Friends
di GALERI JALANAN BAUTANAH, Tembok & trotoar Stasiun Cikini Jakarta
(seberang kampus UI pegangsaan)

DATANG dan ramaikan acara belanja2 ANEKA BARANG LAIK PAKAI (pakaian remaja, dewasa, anak2, sepatu, sendal, jilbab/asesoris, buku/kaset/cd, tas, jaket, alat2 kamera,dll) untuk anak2-dewasa.

  1. GARAGE SALE (SABTU-MINGGU, pkl.11.00 - 17.00 wib)
  2. PAMERAN FOTOGRAFI oleh: INDONESIA WILDLIFE PHOTOGRAPHER (Sabtu-Minggu selama 24 jam)
  3. WORKSHOP PRODUK DAUR ULANG 'Sampah dibuang sayang' (Sabtu dan Minggu)
4. LAYAR TANCEP (SABTU 31 Maret, pkl.19.00 - 21.00 wib)
muter film dokumenter 


Kegiatan ini kerjasama RumahPohon Activity dengan Transformasi Hijau, Teens Go Green, Indonesia Wildlife Photography, BauTanah Galeri Jalanan, Needle&Bitch, dan Komunitas Ciliwung

*********************

Selasa, 27 Maret 2012

Festival Desa – 100% Pangan Lokal

Posted by in Desa, Festival 

Makanan dari Nasi dan Terigu untuk sekarang bukan makanan yang bermutu tinggi, karena 2 bahan makanan tersebut sudah Import, dan yang menyebabkan orang menderita penyakit diabetes..

Dengan adanya Festival Desa ini diharapkan desa-desa di sekitar jakarta berkembang dengan potensi masing-masing daerahnya..

Jika nelayan ya ikan-ikan diolah dengan cara home industri limbah yang ada dimanfaatkan untuk hal yang bermanfaat juga.

Jangan lewatkan pula kesenian dan permainan tradisional yang sudah jarang kita temukan di kota. Seperti main egrang dan jingkrak.
Semuanya dari bambu.
 

Senin, 26 Maret 2012

Ikut Color Of Jakarta, Yuk!!

PERSYARATAN COLOR OF JAKARTA 2012
  1. Peserta bebas dari semua kalangan masyarakat, baik profesional ataupun amatir ( pelajar dan mahasiswa).
  2. Tidak dikenakan biaya pendaftaran.
  3. Tema foto wajib menampilkan sisi kota Jakarta yang energik dan juga menampilkan sisi kota Jakarta yang dinamis dan menarik. Foto tidak boleh mengandung unsur SARA, sadisme, pornografi, atau hal lain yang bersifat merendahkan atau  melecehkan pihak lain.
  4. Konsep lomba foto menggunakan online,  semua pengiriman menggunakan form yang telah disediakan panitia.
  5. Lokasi objek foto adalah di wilayah DKI Jakarta ( termasuk Kepulauan Seribu ) dan waktu pengambilan gambar adalah selama tahun 2011 sampai dengan batas maksimal pengumpulan foto.
  6. Ukuran sisi terpanjang foto maksimal 900 pixel (proporsional), ukuran file maksimal 400KB JPEG, JPG, GIF, 72dpi, RGB color mode. Finalis akan diminta mengirimkan karya resolusi tinggi, format asli dalam bentuk CD untuk kebutuhan pencetakan pameran dan buku foto Color of Jakarta.
  7. Peserta wajib menggunakan kamera digital (DSLR, pocket, dan smart phone).
  8. Peserta diperbolehkan melakukan olah digital minimal: croping, level, curve, brightness, saturation, burning/dodging. Jangan hilangkan data EXIF foto.
  9. Tidak ada korespondensi antara peserta dengan panitia. Segala keputusan  panitia dan dewan juri merupakan keputusan yang tidak bisa diganggu gugat.
  10. Pajak hadiah akan ditanggung oleh panitia.
  11. Panitia berhak menggunakan hasil karya peserta untuk keperluan pameran dan publikasi seputar acara Color of Jakarta dengan hak cipta seluruh karya yang diterima panitia tetap milik peserta.
  12. Di luar foto-foto pemenang, penggunaan foto peserta oleh Pemprov DKI akan diatur dalam kesepatan tersendiri dengan pemilik hak cipta foto.
  13. Peserta bertanggung jawab penuh terhadap seluruh biaya pribadi yang harus dikeluarkan oleh peserta terkait keikutsertaannya dalam lomba ini.
  14. Karya belum pernah memenangi lomba foto lain dan atau digunakan sebagai materi promosi maupun iklan untuk produk atau jasa sehingga foto bebas dari kontrak dari kerjasama dengan pihak lain. Adapun pelanggaran terhadap peraturan yang menyebabkan keterkaitan secara hukum dengan pihak lain adalah tanggung jawab peserta.

KHUSUS Kategori Car Free Day (Smartphone)
  1. Di kategori ini peserta hanya boleh mengirim 1 foto
  2. Merk Smartphone bebas (foto boleh diedit via software dari HP langsung)

Khusus Essay Photo
  1. Essay foto terdiri dari 8 foto yang menunjukkan ide atau alur cerita yang jelas dan diwajibkan untuk menuliskan deskripsi pada kolom yang telah disediakan
  2. Ukuran file masing-masing foto maksimal 400KB
 

Batas waktu pengumpulan foto

1.    Batas waktu pengumpulan foto : 30 April 2012, pukul 23.59 WIB
2.    Lebih dari ketentuan tersebut, maka tidak akan diterima lagi di server panitia

keterangan lebih lanjut, silakan kunjungi http://www.jakarta.go.id

[Festival Desa] Kelas Kreasi Keranjang Koran

#CreaTRASHIty Class#

Sabtu [24 Maret 2012] sekitar pukul 15.00 Tim CreaTRASHIty, Transformasi Hijau membuka Kelas Kreasi Keranjang Koran, di Festival Desa, Bumi perkemahan Ragunan. Kelas Kreasi ini terbuka untuk umum, terutama pegunjung Festival Desa. 

Tujuan dari diadakannya kegiatan ini adalah memberikan ruang kegiatan yang mudah dan menyenangkan dalam pemanfaatan koran bekas  yaitu dengan kreasi membuat keranjang koran yang diharapkan semua orang bisa melakukannya.

Bahan dasar kreasi ini biasanya menggunakan rotan dan bambu. Keranjang ini dibuat dengan cara di anyam. Koran bekas merupakan bahan yang bisa dijadikan pengganti rotan atau bambu. Alasannya selain mudah ditemui, mudah dikreasikan, alat yang diperlukan tidak susah dan tidak mahal juga sebagai alternatif pengolahan sampah kertas. 

Kegiatan ini dimulai dengan membuat gulungan koran, cara membuatnya bisa dilihat di sini kemudian mulai menganyam keranjang korannya. Berikut foto Kelas kreasi dan hasil karyanya...

#Hubungi Kami, jika kamu bersama teman-teman/ komunitasmu/siapa saja yang ingin belajar bersama membuat kreasi daur ulang#

Mari BerCreaTRASHIty dengan Kertas Koran
Ini Hasilnya

Hei!! Kamu juga bisa membuat yang kotak...
#CreaTRASHIty Class#
Ini Hasilnya...
ditulis oleh Wildasari Hoste
foto oleh : Ghalibia Alita dan Putri Ayusha

Rabu, 21 Maret 2012

Festival Desa; Saling Jaga Saling Dukung

Apa jadinya kota tanpa desa?

Cari Tahu Jawabannya di Festival Desa   
Bumi Perkemahan Ragunan
Jakarta Selatan
23-25 Maret 2012

Ada apa di sana?
Bumi Perkemahan Ragunan akan di desain menjadi kawasan desa yang akan dibagi dalam beberapa ruang workshop dan ruang pameran.

A. Informasi tentang Penghidupan Pedesaan
B. Pameran produk yang dihasilkan masyarakat desa
C. Aneka Workshop
D. Aktivitas menari seperti :
  1. Yoga
  2. Fun Bike
  3. Jalan santai
  4. Panggung” Desa ku yang kucinta” 
  5. Pemutaran Short Film /Photo Documentary
  6. Tour de Desa
  7. Lomba Gambar
  8. Coffe Cupping
  9. Local Wine Tasting
  10. Debat antar Mahasiswa
  11. Lomba Gambar
  12. Festival Layang-layang
Info lebih lanjut hubungi Fira 08121058231
*************************
TRANSFORMASI HIJAU akan membuka Kelas Kreasi  Keranjang Koran di Festival ini, tepatnya Hari Sabtu Pukul 15.00 Jangan sampai kelewatan ya!!!!!!!!!!!!
Info lebih lanjut : Wilda - 081355309918

Belajar Kreasi saat Berkunjung ke Kelurahan Sempur

#Pelatihan di Kelurahan#
Sabtu, 17 Maret 2012, Penggerak PKK Kelurahan Sempur mengadakan Pelatihan Produk Daur Ulang Sampah Plastik. Pelatihan ini masih satu rangkaian dengan peletakan batu pertama pembangunan tempat Pengolahan Sampah Plastik (Mesin Pencacah Plastik). 

Pelatihan yang dihadiri sekitar 25 Ibu-ibu Penggerak PKK dan Posyandu di Kelurahan Sempur ini difasilitasi oleh teman-teman dari Green Earth (GREENA) Community, Kampung Cisalopa, Desa Pasir Buncir Kec. Caringin Kab. Bogor. 
Peletakan Batu Pertama
Pengenalan mengenai kreasi sampah plastik oleh teh Nina, dari Greena menceritakan kegiatan yang berawal dari Kelompok ibu-ibu dan remaja putri dari pengajian majelis taklim Al-Muhtadin yang memang sudah rutin mengadakan pertemuan. Dan pada akhirnya bersedia menyisihkan sekitar satu jam dari jadwal rutin pertemuan untuk berkreasi sampah plastik kemasan ini. Kreasi sampah plastik kemasan ini tidak memerlukan mesin, hanya perlu ketelatenan dan kemauan mengerjakannya. 

Hingga pada pelatihan di Kelurahan Sempur ini, ibu-ibu dan remaja putri dari Kampung Cisalopa yang memang mengerjakan kreasi ini di kampung mereka sudah menjadi Tim Pengajar. Sampah Plastik Kemasan yang dipakai pada kreasi misalnya plastik kemasan  mie instant, minuman -kopi- instant. Jika sudah terkumpul, bisa langsung dibersihkan dan dikeringkan, maka sampah ini siap untuk diolah.
Hasil Karya Kampung Cisalopa
Begini Cara Menggunting

Begini Cara Menjahit

Foto Bersama Setelah Pelatihan

Green Earth (GREENA) Community
Jalan Snakma KP. Cisalopa Ds. Pasir Buncir Kec. Caringin Kab. Bogor
Telp   : 085718855739
FB       : Produk Daur Ulang Ge
CP       : Nina Nuraniyah

Senin, 19 Maret 2012

Rayakan Ulang Tahun dengan Mulung Sampah

Aksi Memulung Sampah Ciliwung 

Perayaan ulang tahun dapat dilakukan dengan berbagai hal menarik. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) Bogor pada Sabtu (17/03/2011). Ulang tahun KPC ke 4 ini dilakukan di RW 4 Kelurahan Sempur, tepi Ciliwung Bogor. Acara yang dihadiri oleh warga Sempur dan jejaring komunitas Ciliwung dari Bogor, Depok dan Jakarta semakin menambah semarak kegiatan ini.

Tema ulang tahun KPC Bogor kali ini masih sama seperti tahun sebelumnya, yaitu berkaitan dengan sampah. Sampah merupakan pemandangan khas yang selalu bisa dilihat di tepian Ciliwung. Cara pandang sungai sebagai tempat sampah sudah dimulai dari aliran hulu Ciliwung.

"Kerusakan Ciliwung ini sudah dimulai sejak dari mata airnya, di Telaga Warna. Hasil susur yang dilakukan KPC Bogor menunjukkan adanya sampah plastik dari vila yang dapat ditemukan di aliran hulu Ciliwung" ungkap Hari Kikuk, koordinator susur Ciliwung KPC Bogor.

Aksi mulung sampah diikuti oleh 20 orang yang berasal jejaring komunitas Ciliwung dan siswa sekolah SMA PGRI dan SMP 11 Bogor. Mulung sampah yang dilakukan selama 1 jam ini berhasil mengumpulkan beragam jenis sampah mulai dari plastik, hingga pakaian dan potongan batang pohon yang terhanyut bersama aliran Ciliwung. Jumlah sampah yang terkumpul mencapai 500 Kg. 

"Aksi mulung yang kami lakukan setiap bulan ini tidak untuk membersihkan sampah di Ciliwung. Apa yang kami lakukan ini sebagai bentuk teguran halus ke warga Bogor bahwa kita harus menjaga Ciliwung bebas dari sampah" ujar Hapsoro, koordinator KPC Bogor. Menjaga Ciliwung bersih dari sampah bukan tugas KPC Bogor saja, tapi ini adalah tugas kita semua yang mengaku sebagai penduduk Bogor, tambahnya. 

"Saya ikut mulung sampah ini karena ingin melihat Ciliwung bersih dari sampah dan airnya dapat dimanfaatkan oleh warga yang ada di sekitarnya" pesan Isa seorang pelajar SMP 11 Bogor yang mengikuti aksi mulung ini. (Hendra Aquan - Transformasi Hijau) 

Minggu, 11 Maret 2012

Dibawa Kemana Gunungan Tas Kresek Rumah Tangga

#Kumpulan Ide#
Bagaimana nasib gunungan tas kresek/ tas plastik yang sudah ada di rumah? Sedangkan kamu sudah memulai berdiet kantong plastik
Berikut ada beberapa ide manfaatkan gunungan kresek sebelum mereka benar-benar dibuang menjadi sampah:
  1. Jika kamu masih belum punya tas belanja, maka bawa tas kresek untuk belanja kembali dari pada meminta tas kresek yang baru. Bisa juga simpan beberapa tas kresek yang sudah terlipat rapi di dalam tas atau kendaraan pribadi untuk jadi stok jika kita lupa bawa tas belanja atau keperluan mendesak.
  2. Kembalikan kresek ke toko-toko besar atau supermarket yang sudah mempunyai program daur ulang tas plastik.
  3. Sumbangkan kumpulan tas kresek ke pengepul barang bekas atau lembaga/pengrajin pengolahan sampah yang bersedia menerima kresek di sekitar wilayah rumah. Silakan mampir ke sini
  4. Bisa juga sumbangkan ke warung, toko atau perpustakaan dekat rumah untuk dipergunakan kembali. Ini lebih baik daripada mereka harus membeli yang baru, bukan?
  5. Lipat rapi dan simpan tas kresek untuk menggantikan plastik di keranjang sampah, untuk laundry, membungkus sepatu atau keperluan lainnya. Dan gunakan secara ber ulang. Untuk menghindarkan pemakaian kresek sampah dapur sekali buang, silakan mencoba program pilah sampah, menggunakan keranjang takakura atau lubang biopori.
  6. Gunakan kresek bening (tidak diperkenankan yang berwarna) yang masih bagus dan tidak bau untuk menyimpan bahan makanan yang cepat busuk di lemari atau kulkas.
  7. Gumpalan kresek bisa jadi penyumpal sepatu atau sandal supaya tidak berubah bentuknya. Atau menyumpal bagian-bagian kosong sebuah paket yang akan dikirim.
  8. Kreasikan gulungan kresek yang ada dirumah, menjadi berbagai ragam bentuk dan manfaat kreasi, seperti : 

  • Potong dan jadikan benang rajut/ crochet. Yang sudah pasti bisa menjadi berbagai ragam bentuk dan kegunaan seperti menjadi tas belanja, tatakan gelas, dompet dan bahkan sandal :) Silakan ke sini untuk cara membuat benang rajut ini.
  • Bentuk segi empat, lipat jadi dua bagian dan setrika. Jika sudah banyak jahit jadi satu untuk dijadikan tas belanja lagi, kantong besar untuk laundry, bahkan jaket hujan misalnya.
  • Kepang potongan kresek untuk dijadikan tali, yang kemudian dijadikan hanger (disisipi kawat) atau tali buat jalan-jalan hewan peliharaan.
  • Kreasi hiasan bunga, ayam-ayaman bahkan assesories. 
 catatan untuk kreasi : 
  • bersihkan terlebih dahulu kresek yang akan dipergunakan 
  • jangan gunakan kresek bekas pembungkus daging atau ikan. Karena kemungkinan besar mengandung bakteri yang membahayakan
  • Kresek warna hitam yang ada biasanya berbau tidak enak, jadi harap berhati-hati ketika berkreasi.
9. Silakan menambahkan list ini... :)

Kamis, 08 Maret 2012

Menguak Misteri Jalan Inspeksi Kali Grogol


Ada yang pernah tahu di mana lokasi kali Grogol ? Atau pernah iseng menjelajahi jalur tepi kalinya? Minggu lalu (04/02/2012) saya berkesempatan mengintip sisi lain kali Grogol ini. Penelusuran ini dimulai dari daerah Palmerah Barat. Kawasan pemukiman padat penduduk ini didominasi warga yang berprofesi sebagai pedagang. Sebagai kawasan pedagang, maka dengan mudah ditemukan gerobak tukang bakso, mie ayam, dan makanan sejenisnya. 

Lokasi yang terlihat cukup tertata dan tidak terlalu kotor ini berada di wilayah RW 08. Bisa dibilang cukup mengejutkan untuk pemukiman dengan tipikal rumah kecil, beratap seng. Setidaknya, jarang ditemui sampah yang berserakan. Di beberapa bagian rumah warga ada yang menanam tanaman dalam pot. Cukup memberi kesan asri untuk kawasan padat tepi kali Grogol ini.

Menengok sedikit ke kalinya, air berwarna abu-abu sedikit hitam dan terlihat sampah di pinggir kali. Sepertinya masih banyak warga yang memanfaatkan kali sebagai tempat sampah. Beberapa sampah ada yang hanyut dibawa aliran kali. Namun ada juga yang tersangkut di pinggiran kali. Tidak dari lokasi ini ada sebuah jembatan. Di dekatnya kita bisa menemukan tumpukan sampah yang tidak banyak. Tumpukan sampah ini sepertinya belum diangkut oleh petugas kebersihan. Namun, melihat posisinya yang mepet dengan  kali, peluang sampah untuk hanyut bersama aliran kali Grogol tentu sangat tinggi.

Kali dengan lebar sekitar 2 - 5 meter ini di tepiannya terdapat penahan dinding yang dibuat miring, terbuat dari batu, yang dipastikan bukan jenis batu kali. Dinding penahan sungai ini membentang  sepanjang jalan inspeksi yang dilewati. Jalan inspeksi kali Grogol ini termasuk sepi dan nyaman kalau akan ditelusuri dengan berjalan kaki. Rute track ini  akan berakhir di Slipi Jaya. 

Penelusuran tepian kali Grogol ini berlanjut hingga wilayah RW 03. Di wilayah ini ditemukan banyak rumah yang tidak memiliki halaman, namun di tepi jalannya terdapat barisan tanaman berpot. Selidik punya selidik, wilayah ini pernah disambangi program Jakarta Green and Clean pada tahun 2007Hasilnya memang cukup berbeda dibanding dengan lokasi sebelumnya. Di RW 03 ini, kondisinya terasa terlihat lebih adem. Tanaman penghijauan terlihat di beberapa gang. Bagaimana dengan sampahnya? Ya, masih ada beberapa yang berceceran di jalan, yang pasti tidak ada sampah menumpuk.

Di tepi kali Grogol ini, saya masih bisa menemukan sisa peradaban pohon besar tepi kali juga ternyata. Berlokasi di sisi komplek perumahan PU dan Hankam, banyak ditemukan pohon besar yang masih bertahan. Uniknya, di sini saya tidak menemukan sampah. Tanaman tepi kalinya juga beragam, selain tanaman besar, saya masih bisa menemukan semak-semak juga. Area ini terlihat teduh dan nyaman, seperti hutan mini. Mungkin awalnya taman yang tidak terawat, mungkin juga memang dibiarkan saja. Tapi pinggir sungai jadi terlihat cantik karena ada kerumunan si hijau yang liar ini. Uniknya lagi, ada saja warga yang memanfaatkan secuil lahan tepi kali yang disulap jadi kebun sayuran mini. Di kebun ini, ditemukan tanaman bayam yang memang mudah tumbuh.

Tidak terasa 30 menit sudah saya menyusuri kali Grogol ini sampai akhirnya bertemu jalan raya arah Slipi Jaya. Nah di akhir jalan ini, sudah tidak banyak pohon besar di pinggir kali. Menurut pengakuan seorang teman, pohon yang ada di tepi kali jalan inspeksi kali Grogol ini sudah banyak yang ditebang. Ini bermula ketika banyak peristiwa hujan angin sekitar sebulan yang lalu. Demi alasan keselamatan manusia, maka keselamatan pohon yang tidak berdosa ini harus dikesampingkan. 

Perjalanan ini ditutup dengan suguhan secuil pemandangan indah di sebuah gang kecil tepi kali yang dihiasi beragam tanaman hias. Nampak di sana sebuah gazebo yang menghadap kali. Sepertinya ini bagian dari halaman rumah orang. Bayanganpun berandai menikmati teduhnya gazebo ini sambil tidur siang dan membayangkan indahnya kali Grogol ini suatu saat nanti. (Febri)   

Menjaga Alam Menjaga Manusia


Lahan garapan warga Sukagalih
di tepi hutan kampung yang dijaga kelestariannya

“Sekarang air di daerah kami mati, tetapi hidran terus bertambah. Sehari kami membutuhkan 10 pikul air, sepikulnya Rp 2.000. Jadi pengeluaran per bulan saya untuk air sangat besar,” kata Sumiarti, warga Muara Baru, Jakarta Utara. Itu adalah sepenggal  artikel tentang krisis air Jakarta.

Jika ibu Sumiarti pergi ke kampung Sukagalih, mungkin tidak perlu pusing berapa uang yang harus dikeluarkan untuk beli air. Pasalnya di kampung ini air mengalir sepanjang hari. Jika melihat ke setiap bak penampungan air umum yang ada di kampung ini, bisa dilihat kran air minum yang selalu mengucur setiap saat tanpa henti hingga masuk ke saluran pembuangan kamar mandi.

Kampung Sukagalih, terletak di Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu dari 300an kampung yang ada di dalam dan sekitar Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Kampung ini mulai dibuka menjadi pemukiman oleh 4 kepala keluarga pada tahun 1964, yang kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi 39 kepala keluarga. 

Penduduk Sukagalih hidup cukup dekat dengan alam. Kedekatan ini tercermin dari pepatah Sunda yang mengatakan “Leuweung weuteuh masyarakat teu riweuh” dalam bahasa Indonesia berarti “hutan terjaga masyarakat tentram”. Kesadaran warga secara bersama untuk menjaga hutan yang ada di kampung mereka ini, merupakan bentuk kearifan lokal yang sudah tidak dapat ditemukan lagi di sistem bermasyarakat modern warga Jakarta.

Warga Sukagalih memiliki lahan yang sangat luas. Jika mereka ingin mengubah lahan tesebut menjadi ladang atau tempat usaha lainnya tentu bisa saja. Namun mereka rela tidak mengambil lebih dari hak mereka. Alasannya ternyata cukup sederhana, warga Sukagalih menjaga kelestarian hutan demi menjaga kelestarian sumber air yang menjadi tulang punggung kehidupan kampung ini. Tanpa disadari, sikap sederhana ini ternyata memberi dampak besar tidak hanya untuk kampung Sukagalih, namun juga menjamin ketersediaan pasokan air untuk pemukiman yang berada di lokasi lainnya. Ini adalah sesuatu sekali yang harus kita hargai. 

Kearifan lokal seperti ini, banyak juga kita temui di masyarakat pedalaman dan penduduk asli Indonesia. Kearifan lokal ini adalah ajaran turun temurun nenek moyang untuk meninggalkan pesan kepada keturunannya agar bersikap ramah dan bijak dengan lingkungan. 

Pertanyaan yang timbul kemudian, apakah sikap ramah dan bijak ini masih tetap terpelihara di lingkup pergaulan masyarakat modern yang serba digital saat ini ? Tanpa kita sadari, perbuatan kecil yang kita lakukan, secara tidak langsung sudah menyumbang kerusakan lingkungan secara bersama. Sebut saja perilaku membuang sampah sembarangan di sungai. Hilangnya kearifan manusia modern dengan alam, membuat kepekaan kita akan  hak asasi lingkungan semakin terkikis. Jika sudah banjir bandang tiba, yang dilakukan pertama kali adalah mencari kambing hitam tanpa melakukan introspeksi dan pembenahan diri sendiri.

Sebagai manusia modern dan tercerahkan, apakah komitmen kita bersama untuk kembali hidup berdamai dengan alam? Tanpa air setetes, tidak mungkin manusia bisa hidup. Dan tanpa kemurahan tanaman, apakah mungkin kita menghirup asap racun yang kita hasilkan setiap hari? Mulailah mengubah sikap senang merusak menjadi bersahabat dengan alam, seperti pepatah warga Sukagalih “Leuweung weuteuh masyarakat teu riweuh”. (Edy Sutrisno - Transformasi Hijau)

Selasa, 06 Maret 2012

TrasHunteR: Wanted! Barang2 Laik Pakai..

Pernah ngalamin 'salah beli' barang? baju kekecilan? barang2 yang sudah ketinggalan mode dan akhirnya tak terpakai sehingga menumpuk di lemari ato pojok ruangan karena dibuang sayang. 


Ada pepatah yang bilang kalau “One man’s trash is another man’s treasure!


Jadi, jangan GALAU dulu.. Daripada barang2 tersebut 'mojok' tak berguna dpojok ruangan, donasikan kepada kami, para TrasHunteR. Jadi sambil beramal, kumpulkan dan donasikan barang-barangmu yang masih laik pakai untuk acara GARAGE SALE&LAYAR TANCEP ''Cinta Bumi' Juki&Friends, SABTU-MINGGU, 31 Maret-1 April 2012.


Ayooo ajak anak, adik, keponakan, tante, om, mama, papa, kakak, dan teman2mu semua untuk melihat isi lemari/kotak/sudut rumah. adakah barang2 yang 'dibiarkan' terbuang percuma tanpa digunakan???


TrasHunteR akan menunggu Donasi BARANG LAIK PAKAI teman-teman hingga hari Minggu, 25 Maret 2012


Drop Area:
RumahPohon Activity
Komplek POLRi (INKOPPOL) Jl. Tambak II, Pegangsaan Timur, Proklamasi
CP : Salma Indria Rahman - 081316069987


Note:
BARANG2 LAIK PAKAI adalah barang bekas pakai namun masih layak untuk djual dan dpakai oleh orang lain, SEMISAL: pakaian anak-anak/dewasa, asesoris/kerudung/pasmina, cd/kaset/buku, gelas/piring/sendok, sepatu/tas/pajangan/dll. BUKAN pakaian sobek, lusuh dan dalam kondisi tak pantas dipakai ato barang rusak yang sudah jadi rongsokan. 


Lalu jangan lupa juga untuk ikutan datang dan gabung bersama TrasHunteR Transformasi Hijau (TRASHI) di acara :

GARAGE SALE&LAYAR TANCEP ''Cinta Bumi' Juki&Friends,
SABTU-MINGGU, 31 Maret-1 April 2012.

Lokasi di mana?
Tembok&Trotoar Stasiun Cikini (Depan Apartemen Menteng Prada)
Jl. Cikini Raya

Acaranya apa aja??

1. GARAGE SALE (SABTU-MINGGU, pkl.11.00 - 17.00 wib) 

2. WORKSHOP PRODUK DAUR ULANG 'SampAh dbuAng sAyaNg' 
  • Memotret dari Kamera Lubang Jarum (kaleng bekas) oleh.Komunitas BauTanah Galeri Jalanan (Sabtu, pkl. 11.00 s/d 16.00)
  • Recycle Craft (membuat handycraft dari barang2 bekas) oleh Komunitas Needle&Bitch (Sabtu-Minggu, pkl. 15.00 s/d 17.00 wib)
  • Membuat aneka keranjang dari koran bekas oleh Komunitas TRASHI Transformasi Hijau (Sabtu-Minggu, pkl.15.00 s/d 17.00 wib)
3. LAYAR TANCAP (SABTU, pkl.19.00 - 21.00 wib)
     A. Ciliwung Community Bogor (gerakan Ciliwung Bersih oleh CCB)
     B. Teluk Jakarta 'under pressure' (perjalanan sampah yang melintasi Sungai Ciliwung   
          hingga ke Teluk Jakarta)
     C. Pursuing Harmony With Nature (kekayaan alam bawah laut Indonesia)

Acara ini terselenggara atas kerjasama lintas komunitas RUMAHPOHON ACITIVITY - TEENS GO GREEN (TGG) - TRANSFORMASI HIJAU (TRASHI) - NEEDLE&BITCH - KOMUNITAS CILIWUNG CONDET - INDONESIA WILDLIFE PHOTOGRAPHY - BAUTANAH GALERI JALANAN sebagai upaya meningkatkan pola hidup sehat, kepedulian dan sosialisasi pemanfaatan sampah secara kreatif dalam keseharian anak muda di Jakarta. 


AWALNYA, kesuksesan program event 'Garage Sale&layar Tancep Donasi 'Juki&Friends' tuk Krucil2 di Sokola Rimba pada 22-23 Oktober 2011. Rupanya program ini menarik perhatian dan animo masyarakat k di sekitar Cikini karena mendapat barang2 laik pakai dengan murah dan kami pun senang karena dana yang didapat bisa langsung tersalurkan untuk pendidikan krucil2 di Sokola Rimba.


KEPEDULIAN yang membuat kami tergerak untuk melakukan acara bersama sekaligus memotivasi sahabat2 dari komunitas lain dengan tema berbeda, yaitu 'Cinta Bumi' sebagai upaya sosialisasi dan menggerakkan kepedulian anak muda terhadap lingkungan sekitar juga pemanfaatan sampah secara bijak dalam keseharian.

Senin, 05 Maret 2012

'Trashi', Ingin Hijaukan Jakarta Sekarang!

Written by Safari Sidakaton 
Thursday, 01 March 2012 

Tak hanya peduli terhadap lingkungan dan Kota Jakarta, sebagai komunitas, Trashi ingin Jakarta hijau dan tidak tercemar...
Menyaksikan kawasan hijau/ Foto-foto: Dok.

Apa jadinya Jakarta, sebagai Ibu Kota Negara Indonesia tanpa ruang hijau terbuka seperti hutan kota atau taman? Tentu, akan terasa 'sumpek' dan semakin tidak nyaman. Terlebih, Jakarta yang memiliki luas sekitar 661,52 km² ini kerap dilanda berbagai persoalan seperti banjir, kemacetan, polusi udara dan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. 
Nah, untuk membuat Jakarta hijau serta menurunkan berbagai persoalan tersebut, setidaknya dibutuhkan 30 persen ruang terbuka hijau. Namun, dalam kenyataannya ruang terbuka hijau yang tersedia hanya 9,6 persen dari luas Kota Jakarta.
Peduli terhadap persoalan diatas, sekelompok anak muda pun membentuk komunitas yang menamakan dirinya 'Trashi' atau Transformasi Hijau. Dibentuk tahun 2009, komunitas ini bercita-cita ingin mewujudkan Jakarta yang nyaman dan hijau.
Ada beberapa kegiatan yang mereka lakukan, seperti pendidikan lingkungan, riset dan kreasi ke berbagai hutan kota dan taman. Pendidikan lingkungan meliputi pengamatan kepada sejumlah satwa-satwa liar seperti burung dan reptil yang masih ditemukan di hutan kota di Jakarta.
Komunitas Trashi
Komunitas peduli lingkungan ini juga mempunyai kegiatan lainnya sepeti Young Transformers, yakni kegiatan belajar alternatif bagi teman-teman yang duduk di bangku SMA dan SMK se-Jakarta. Sejak November 2010 sampai Februari 2011, sudah tercatat empat sekolah yang terlibat dalam Young Transformers. Diantaranya, SMK 56, SMA 68, SMA 6 dan SMA 32.  
Selain itu, ada program lainnya yang dilakukan Trash yaitu YES, Peringatan Hari Lahan Basah, Mulung Sampah, dan Hunting Foto. Semua kegiatan itu, dilakukan untuk mengamati lingkungan secara lebih menyenangkan.
Kegiatan yang dilakukan Trashi sejauh ini merupakan kegiatan sosial. Karena, mereka tidak dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu, selain melibatkan sekolah, Trashi juga menggandeng komunitas dan organisasi lingkungan di Jakarta seperti GEF, Yayasan KEHATI, Rimbawan Muda Indonesia, Jakarta Green Monster, River For Life, Biotiful Jakarta, Teens Go Green, Jakarta Birdwatcher's Society, Kelompok Studi Ekologi Perairan Universitas Nasional dan UKF Institut Pertanian Bogor.


Sabtu, 03 Maret 2012

Mencintai Bumi melalui Dongeng

Bagi Anda penggemar dongeng, khususnya dongeng yang kala kita kecil dulu acapkali dibacakan oleh orang tua kita. Yaa.. mungkin tradisi mendongeng saat ini tidak berlaku pada anak-anak yang terlahir di era serba canggih dan mutakhir ini, karena posisi dongeng sudah tergeser jauh oleh peradaban yang kian modern dan instant. Sangat miris memang menyadarinya, padahal mendongeng merupakan bentuk apresiasi kita terhadap sejarah budaya, banyak nilai moril yang dapat tersampaikan melalui dongeng yang sangat mungkin dengan mudah diserap oleh pendengarnya khususnya anak-anak. Mendongeng juga dapat mendekatkan hubungan seorang anak kepada kedua orang tuanya juga dapat melatih daya imajinasi anak. Namun sayangnya kini dongeng atau cerita pengantar tidur telah tersisihkan oleh gadget, internet, game dsb.

 Mungkin itu pulalah yang melatarbelakangi Kak Resha dari Dongeng Segar bersama Klab Cekatan (Cerita Pustaka & KreAtivitas Anak Nusantara menggelar acara mendongeng di Ciliwung pada 25 Februari 2012 lalu, acara ini bukan kali pertamanya digelar di ciliwung. Sebelumnya acara yang sama juga di gelar hanya berbeda lokasi yaitu di bantaran sungai ciliwung bojonggede. Ini merupakan kegiatan Roadshow yang bertajuk “SATU BUMI KITA” ujar, Kak Resha diawal acara. Bekerjasama dengan berbagai komunitas maka dipilihlah ciliwung condet atau tepatnya di Komunitas Ciliwung Condet, Jalan Munggang No.6, Pangkalan Bambu Balekambang  Jakarta Timur acara ini digelar. Dengan peralatan sekedarnya namun ditunjang dengan lokasi yang asri dan hijau membuat acara mendongeng kala itu semakin terasa hangat dan meriah. Banyak canda tawa riang anak-anak dari Taman Siwi (PAUD) memecah di ciliwung kala itu.

 Ternyata acara ini tak hanya diisi dengan kegiatan mendongeng saja, tapi juga diisi dengan beragam kegiatan menarik. Diantaranya mewarnai, bernyanyi, menari, atraksi sulap sampai games berhadiah. Mereka sangat antusias mengikuti beragam kegiatan yang dipersiapkan cukup matang jauh-jauh hari ini. Dan yang unik tak hanya anak-anak yang terlihat antusias mengikuti dan menyimak dongeng yang disampaikan oleh kak Resha bersama rekanya, bahkan ibu-ibu yang mendampingi putra-putri mereka disana juga larut dan ikut tertawa lepas mendengar dongeng si Otong & Iting yang memang andalan juga favorit anak-anak ketika Kak Resha bercerita. Kisah si Otong dan Iting ini bercerita mengenai guna dan manfaat air dan fungsi sungai sebagai sumber kehidupan. “Paling mudahnya kita tidak membuang sampah sembarangan juga tidak menjadikan sungai sebagai tempat sampah” pesan Kak Wildasari Hoste dari Komunitas Trashi. Naah pada saat games pun ibu-ibu tak mau kalah dengan anak-anak mereka,” yaa lumayanlah hadiahnya buat kenang-kenangan”, tutur salah satu ibu yang ikut maju menjemput hadiahnya.


  Acara mendongeng ini pun dihadiri beberapa media, terlihat Metro TV dari program Wide Shot datang meliput disana, ada juga  Suara Jakarta, TNOL Portalnya Komunitas dan tentunya saya dari Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) tak mau ketinggalan meliput kegiatan itu. Ada juga jejaring komunitas seperti Transformasi Hijau, Young Transformers, Komunitas Ciliwung Condet, Line Magic Community, Earth Hour dan masih banyak lagi ikut datang mengapresiasi kegiatan ini. Diharapkan dari kegiatan mendongeng ini anak-anak dapat kembali menikmati dunianya, yang tak lain adalah imajinasi dan kreativitas. Dan segala pesan, edukasi juga kehangatan antara orang tua dan anak dapat kembali terjalin agar tidak usang seperti tumpukan buku yang dibiarkan tergeletak berdebu dan lapuk termakan waktu.

Kamis, 01 Maret 2012

Tanpa Nasi Kita Tidak Lapar

Ragam tanaman pokok alternatif yang berlimpah di Indonesia

Penduduk dunia saat ini mencapai 7 miliar jiwa. Indonesia sendiri menyumbang 250 juta jiwa di tahun 2011. Dalam kurun waktu 10 tahun mendatang, jumlah penduduk tentu semakin bertambah, padahal luas bumi yang ditempati dari dulu tidak pernah berubah.

Pertambahan penduduk ini menyisakan masalah yang tidak kunjung usai seperti pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan. Saat ini, isu pangan menjadi perhatian para pemimpin dunia, karena sudah saatnya kita melakukan langkah pencegahan awal sebelum terjadi kelaparan masal.


"Indonesia sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam hayati tertinggi kedua di dunia, harus mampu menghadapi tantangan kependudukan di masa depan" pesan Email Salim saat memberikan sambutan pada penganugerahan Kehati Award 2012. Kehati Award yang dilangsungkan pada Rabu (29/02/2012) lalu mengangkat tema Keanekaragaman Hayati, Perempuan dan Ketahanan Pangan. Indonesia sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam yang tinggi memiliki berbagai jenis tanaman yang berpotensi menjadi alternatif sumber pangan dunia.

Ada slogan yang mengatakan bahwa belum makan, kalau belum makan nasi. Kalimat ini kerap kita dengar bukan? Selama ini cara pandang kita akan sumber pangan alternatif sudah dihapuskan melalui kalimat tersebut. Dengan kata lain, manusia Indonesia tidak bisa hidup tanpa nasi. Namun, anggapan ini ternyata keliru. Sumber pangan lain yang memiliki kandungan gizi yang lebih baik dari pada nasi ternyata sangat berlimpah.

"Apakah malu tidak makan nasi ? Apakah kalau makan ubi akan jadi miskin ?" kata Maria Loretta, salah seorang penerima Kehati Award kategori Prakarsa Lestari Kehati. Loretta sejak tahun 2005 mengajak petani Adonara Barat untuk menanam sumber pangan lokal. Di sekitar kebun mereka berlimpah dengan sorgum, jemawut, jelay. "Untuk apa mereka hanya bergantung pada nasi sebagai sumber pangan ? Sedangkan sumber pangan yang ada di Adonara lebih baik ketimbang padi" jelas Loretta.

Upaya Loretta bersama warga Adonara ini adalah bentuk keprihatinan mereka akan kelangsungan tanaman pangan lokal yang semakin punah, karena orang hanya mau menanam padi. Peran perempuan di sini adalah menentukan jenis bahan pokok apa yang akan disajikan di meja makan. Jika setiap perempuan sadar akan potensi sumber pangan selain nasi, secara tidak langsung keanekaragaman hayati tanaman pokok seperti ubi, sorgum, jelay akan tetap terjaga.

Emil Salim dalam sambutannya juga mengingatkan agar menjaga potensi sumber daya alam hayati yang kita miliki. Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan jenis tanaman  lokal sebagai menu makanan kita. Jadi jangan kuatir tidak bisa makan kalau tidak ada nasi, karena negeri kita berlimpah tanaman pangan yang bergizi. (Hendra Aquan - Transformasi Hijau)