Camping di bawah kerimbunan pohon bambu adalah pengalaman pertama buat aku. 21-22 Januari 2012, penutupan tahun Kelinci Emas dalam kalender China. Ini dia yang aku lakuin bareng-bareng sama temen-temen yang lain serta dengan senior-senior yang terus menginspirasi. Kemping di Ciliwung nama acaranya. Acara gagasan TRASHI (Transformasi Hijau) yang bekerja sama dengan KPC Bojonggede dan komunitas lain. Acara ini dibuat dengan tujuan untuk mempublish berbagai potensi dan menunjukan bahwa sungai Ciliwung memiliki sisi FUN khususnya kepada para remaja sebagai target utama.
Kampung Glonggong, lokasi camping yang berada di daerah Bojonggede. Perjalanan memakan waktu sekitar 3 jam yang sebenarnya gak memakan waktu selama itu kalo gak ada tragedi tunggu-menunggu antar teman. Sampai di lokasi, aku dan teman-teman dapat sambutan hangat dari kakak-kakak yang udah lebih dulu sampai di sana dan juga dari warga kampung Glonggong yang baik hati.
Gak lama setelah itu, kami semua langsung menuju camp dan ngediriin tenda. Setelah ngediriin tenda selesai kegiatan mentoring dimulai. Kegiatan mentoring ini dibagi menjadi beberapa pos yang akan dikunjungi kelompok yang sudah dibagi sebelumnya. Ada 5 pos di fieldtrip ini, di antaranya pos burung, serangga, herpetofauna, vegetasi dan ekosistem air.
Ini dia kegiatan Fieldtrip kelompokku!!
Kunjungan pertama: Pos burung. Mentornya kakak JBC (Jakarta Birdwatcher Community) yaitu kak Agnes dan kak Iting. Materi: pengenalan tentang burung, pengenalan tentang pengamatan burung, belajar membuat sketsa burung, belajar mengidentifikasi spesies burung.
Kunjungan kedua: Pos Vegetasi. Mentornya kak Febri dibantu Bang Udin (orang asli Bojong) . Materi: pengenalan tentang tanaman lokal Bojonggede beserta manfaatnya.
ISHOMA (Menu andalan: Sayur rebung, pencuci mulut: buah Kemang)
Kunjungan ketiga: Pos ekosistem air. Mentornya salah satu petinggi TRASHI yaitu om Hendra. Materi: Siklus hidrologi, faktor pencemar air, cara mengukur kualitas air, ekosistem dalam air.
Kunjungan keempat: Pos serangga. Mentornya kakak dari UKF (Uni Konservasi Fauna) spesialis serangga, kak Gilang. Materinya: pengenalan tentang serangga beserta habitatnya, pengenalan tentang pengamatan serangga, cara mengawetkan serangga.
Kunjungan kelima: Pos Herpetofauna. Mentornya kakak dari UKF (Uni Konservasi Fauna) spesialis herpertofauna, kak Seken. Materi: pengenalan tentang herpet, spesifikasi dari setiap herpet, pengenalan tentang pengamatan herpet.
Selesai sudah kegiatan mentoring berbasis fieldtrip ini, kemudian aku dan para peserta yang lain diajak memainkan permainan yang udah lama luntur di kehidupan anak kecil zaman sekarang. Anak zaman sekarang lebih cenderung gemar bermain dengan gadgetnya daripada permainan-permainan yang menyehatkan dan memiliki nilai moral yang baik. Tap benteng adalah permainan yang berhasil mencairkan suasana sehingga makin terlihat chemistry kekeluargaan antar satu sama lain.
Puas bermain, kami semua dihibur dengan pertunjukan anak kecil asal desa Glonggong ini yang dengan penuh percaya diri meliuk-liukan badannya. Sedikit dapat cambukan sih saat tau mereka lebih suka lagu-lagu berbasis cerita percintaan anak ABG dibandingkan lagu-lagu anak kecil yang sampai sekarang pun masih aku gemari. Kini gak heran kalau anak-anak mengalami penuaan dini karena memang hal-hal yang mereka konsumsi sekarang tidak sesuai terhadap usianya.
Ketika malam datang, kami semua bersiap-siap untuk melakukan pengamatan herpetofauna. Pengamatan ini dibagi ke dalam 3 jalur di mana masing-masing jalur akan di dampingi oleh kakak-kakak senior yaitu kak Iting, kak Seken dan kak Gilang. Di kegiatan ini spesies yang diperoleh ada 2 amphibi dan 4 reptil di antaranya kodok buduk (Buffo melanosticus), kongkang kolam (Rana calconata) pada reptil dan cicak hutan (Cyrtodactylus sp) Cicak rumahan (Hemidactylus frenatus), kadal langit (Tachydromus sexlineatus) dan Bunglon pohon (Bronchocela jubata). Kemudian setelah pengamatan herpet selesai, kami langsung melepas hewan-hewan herpetofauna itu.
Selepas itu kami menonton screening film. Video yang awalnya diputar adalah TRASHI NEWS yang disambung dengan sharing pengalaman bersama Young Transformers (anak didikan TRASHI) kemudian dilanjutkan dengan menonton film horror bersama dan pergi istirahat.
Aku terbangun pukul 5 pagi dan melihat kawan-kawan dari Diploma ANGSANA IPB sudah ramai bercanda tawa.
Agenda pertama hari itu adalah Bird Watching (pengamatan burung). Yap!! ini adalah kegiatan favoritku. Jembatan adalah spot pertama yang kami kunjungi untuk mencari burung untuk kami amati.(FYI ada insiden di sini, turut berduka atas terjunnya HP Hanan Nabilah di Sungai Ciliwung). Sedikit sulit memang untuk mengamati burung di tempat seperti ini. Bambu dan pepohonannya yang sangat rimbun mengharuskan aku dan yang lain untuk semakin teliti. Dan akhirnya setelah sekian lama, kami berhasil mengidentifikasi sekitar kurang lebih 7 spesies burung. Salah satu yang membuatku gembira adalah aku dapat menemukan spesies Cekakak Jawa (Javan Kingfisher/Halcyon cyanoventris) untuk pertama kalinya.
Berburu Cekakak jawa di balik rimbunan bambu (Foto: Sudirman Asun ) |
Setelah selesai pengamatan, kami semua sarapan di saung dan setelah itu kami tahlilan bersama ustadz di Bojong dan beberapa anak pesantren asal Bojong.
Selesai makan dan tahlilan, kami semua ke bawah dan duduk manis di atas ponco yang digelar untuk sharing bersama dengan kakak KPC Bogor dan mentoring tentang fotografi jurnalistik oleh bang Henry.
Setelah agenda chit chat selesai, para peserta dikembalikan ke kelompok asalnya dan menuliskan kegiatan apa yang akan dilakukan selepas acara kemping di Ciliwung ini. Aku, Ega dan Diah yang menuangkan ide yang lebih universal dan tidak terlalu concern ke sungai Ciliwung memang sangat terlihat berbeda dengan hasil diskusi kelompok kami. Akan tetapi aku, Ega dan Diah bisa melewati fase presentasi dengan baik. Perbedaan yang mencolok yang awalnya kupikir akan menjadi kekurangan itu ternyata bisa kami cover dengan baik dan kami ubah menjadi suatu kelebihan.
Presentasi selesai dan agenda sudah menjadwalkan untuk kegiatan bercengkrama dengan sungai langsung. ya!! Tubing dan menghanyutkan diri, bersenang-senang dengan sungai dan ekosistemnya. Aku yang awalnya sempat ragu akhirnya mengikuti agenda ini. Rasa penasaran yang mengalahkan keraguan. Akan rugi jika aku gak ikut agenda basah-basahan ini.
Ega adalah korban pertama yang dihanyutkan bersama ban dalam ukuran untuk motor. Kemudian disusul aku dan Diah. Kami yang belum apa-apa sudah terbalik akhirnya memutuskan untuk menghanyutkan diri dan menyusul Ega dengan ban dalamnya. Benturan-benturan dengan bebatuan di sana serta teriakan yang menggelegar menjadi sensasi tersendiri yang harus kami nikmati. Betul-betul menyesal jika aku tidak mengikuti agenda basah-basahan ini.
Namun di agenda ini aku mendapat cambukan yang cukup keras. Melihat realita yang terjadi pada wajah Ciliwung. Aku yang mengambang bersama teman-teman yang lain ternyata ditemani dengan banyak sekali sampah styrofoam. Di area yang bisa dibilang daerah hulu saja sudah ada sampah styrofoam begini, bagaimana di hilir? Di sini makin kuat pertanyaan yang sudah menjamur di benakku. Bagaimana caranya untuk mengubah mindset masyarakat bahwa sungai itu bukan tempat sampah? Bagaimana cara agar penggunaan styrofoam bisa diminimalisir atau bahkan dihilangkan? Bagaimana caranya untuk memanfaatkan limbah styrofoam yang semakin hari semakin menggunung? Ini PR kita kawan-kawan agen perubah!!
Selesai mengambang-ngambang di sungai Ciliwung, aku Ega dan Diah beres-beres tenda, mandi bersih-bersih dan ngobrol-ngobrol sama kakak-kakak yang lain. Kemudian foto-foto dan pulang ke rumah masing-masing.
Kemah kali ini benar-benar bermakna banget buat aku. Di sini aku benar-benar dapet banyak temen baru, inspirasi baru, motivasi baru, keluarga baru, pengalaman yang benar-benar berharga banget. Gak nyangka aku bisa ngebuktiin omonganku tentang "sebar virus cinta lingkungan" dengan berhasil ngajak temenku ikut berpartisipasi dalam acara ini dan melihat mereka menikmati acaranya. Semoga semakin banyak agen perubah untuk bumi yang lebih baik. Semoga akan terus terjadi perubahan dan impact-impact untuk bumi yang lebih baik. Semoga cita-cita kita bersama untuk bumi bisa terwujudkan. Dan semoga Ciliwung bisa kembali cantik seperti dulu lagi :D (Arinta Tata - Teens Go Green SMK 20 Jakarta)
"Jangan terus hanya bermimpi dan menikmati mimpi indahmu! Tapi bersegeralah bangun dan berusaha untuk wujudkan mimpi indahmu menjadi nyata!"
Sumber tulisan: http://on.fb.me/yIv29X
Tidak ada komentar:
Posting Komentar