Kapan terakhir kali berkegiatan di luar ruangan?
Meraba butiran pasir yang lembut, berdiri menggigil di puncak gunung
menatap matahari terbit, terciprat ombak di atas perahu, atau bahkan
berkebun dan melakukan pengamatan burung di belakang rumah.
What’s the meaning of doing outdoor activity?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, saya mau membahas mengenai
peran Ruang Terbuka Hijau alias RTH yang juga berfungsi sebagai salah
satu tempat untuk bermain di luar ruangan ini.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Ruang Terbuka Hijau (green spaces) atau RTH merupakan sebuah
ruang yang penting bagi setiap wilayah. Termasuk juga Jakarta, kota
yang selama ini merangkap sebagai ibukota.
Berapakah Ruang Terbuka Hijau yang dimiliki kota dengan banyak mall besar, apartemen, dan gedung tinggi-tinggi ini?
Area hijau ini sangat terbatas jumlahnya di Ibukota. Ruang Terbuka
Hijau yang ada di kota Jakarta seperti Taman Menteng, Taman Suropati,
Hutan Kota Srengseng, Suaka Margasatwa Muara Angke, Hutan Kota
Kridaloka, dan Taman Margasatwa Ragunan. Dari RTH ideal yaitu 30 %,
Jakarta hanya memiliki RTH sebanyak 9,8% saja. (Ady Kristanto, et al.
2011). Padahal keberadaan Ruang Terbuka Hijau dengan akses yang terbuka
bagi semua warga sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat itu
sendiri.
Ruang Terbuka Hijau mempengaruhi kualitas hidup manusia sebagai
tempat untuk beraktivitas, relaksasi, dan berinteraksi satu sama lain.
Ruang Terbuka Hijau bisa menjadi sebuah sarana untuk bersosialisasi
dengan masyarakat lain, mengadakan suatu kegiatan, dan juga berolahraga.
Dengan adanya Ruang Terbuka Hijau juga membantu penyerapan air sehingga
mencegah banjir yang ketika datang akan menimbulkan rentetan
permasalahan lain seperti kemacetan yang semakin parah, dan munculnya
penyakit.
Seperti dikatakan Tarsoen Waryono bahwa sebanyak apapun polder, rumah
pompa, dan revitalisasi gorong-gorong dilakukan, selama penampuangan
dan fasilitas pengalir air alami yaitu sungai, situ, waduk, serta Ruang
Terbuka Hijau masih buruk, banjir akan tetap menjadi ancaman. (Kompas,
13 November 2011). Meski banjir kerap kali datang lagi dan lagi, tetapi
sepertinya upaya untuk memulihkan Ruang Terbuka Hijau dan pengalir
alami tersebut di Jakarta masih sangat jauh dari maksimal.
Ruang Terbuka Hijau yang ditumbuhi pepohonan dan ekosistem di
dalamnya memberikan manfaat balik bagi penduduk kota, yaitu sebagai
peredam kebisingan, mengenalkan alam, menghalangi radiasi sinar
ultraviolet, serta menciptakan kualitas udara yang lebih baik bagi
manusia.
Kualitas udara yang buruk selain berdampak pada kesehatan juga
mengurangi keindahan dan proses ekosistem, serta mengurangi jarak
pandang (visibilitas). Adanya Ruang Terbuka Hijau, seperti hutan kota,
bisa membantu mengurangi polusi udara dan mengurangi penggunaan energi
di suatu gedung. (Nowak, David J. et al. 2007).
Peningkatan kendaraan bermotor yang juga secara otomatis menyumbang
pada peningkatan polusi udara serta kemacetan menimbulkan masalah
kesehatan bagi manusia. Asap buangan kendaraan bermotor bisa menimbulkan
penyakit saluran pernapasan, kemacetan yang panjang berakibat pula pada
stress. Hal ini mengakibatkan tidak maksimalnya kegiatan yang dilakukan
seseorang tersebut.
^^^^^^^^^^^^^^^^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar