Selasa, 21 Februari 2012

Kersen, Pohon Amerika Latin Hijaukan Jakarta


Pohon itu telah berumur lebih dari 19 tahun ketika saya belum masuk Taman Kanak-kanak hingga sekarang, saat saya sudah bekerja di umur 26 tahun ini. Pohon itu masih berdiri kokoh di samping Masjid dekat rumah saya. Dulu ketika kecil, saya dan teman-teman suka memanjat pohon ini dan menjadikannya sebagai menara pemantau ketika kami bermain perang-perangan, karena selain rimbun sehingga cocok sebagai tempat bersembunyi, pohon ini juga mempunyai buah kecil berwarna merah yang rasanya sangat manis.

Pohon kersen namanya, di Jakarta dikenal sebagai pohon ceri atau talok. Pohon ini mempunyai beberapa nama di negara lain seperti kerukup siam di Malaysia, di Filipina dinamai datiles, aratiles, atau manzanitas. Di Spanyol dikenal sebagai capulin blanco, cacaniqua, nigua, niguito, di Inggris disebut Jamaican cherry, Panama berry, atau Singapore cherry. Sedangkan nama latin pohon ini adalah Muntingia calabura L. Pohon kersen bukan jenis asli Indonesia, pohon ini berasal dari daerah Amerika Latin seperti Meksiko Selatan, Karibia, Amerika Tengah sampai ke Peru dan Bolivia, pada akhir abad-19 pohon kersen dibawa masuk ke Filipina, lalu dengan cepat menyebar di seluruh wilayah tropis Asia Tenggara baik itu dibawa oleh manusia maupun dibawa oleh hewan yang memakannya.

Karakteristik

Bunga kersen
Pohon kersen memang bukan pohon yang dapat tumbuh tinggi menjulang dan besar. Pohon ini dapat tumbuh maksimal hanya setinggi 12 meter, namun pohon ini memiliki tajuk yang lebar dan biasanya digunakan sebagai pohon peneduh jalan. Selain itu di beberapa tempat, kayunya digunakan sebagai kayu bakar dikarenakan kayunya lunak dan mudah kering. Kulit kayunya yang mudah dikupas digunakan sebagai bahan tali dan kain pembalut. Daunnya juga dapat dijadikan semacam teh dan digunakan oleh masyarakat di Peru sebagai obat tradisional sakit kepala dan anti radang. 

Di Indonesia secara tradisional buah kersen digunakan untuk mengobati asam urat dengan cara mengkonsumsi buah kersen sebanyak 9 butir 3 kali sehari hal ini terbukti dapat mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan dari penyakit asam urat. Buah kersen sangat digemari di Meksiko, sehingga dijual dalam jumlah banyak di pasar-pasar tradisional, buah kersen bisa juga diawetkan dan dibuat selai seperti di Srilanka.

Jenis Hewan Penikmat Kersen 

Kersen buah favorit Punai gading 
Buah pohon Kersen selain disukai manusia merupakan pakan bagi burung dan kelelawar. Dari pemantauan saya, beberapa burung yang suka memakan buah pohon kersen adalah burung Cabai jawa Dicaeum trochileum burung kecil dengan ukuran 8 cm. Selain Cabai jawa, burung lain yang doyan makan buah pohon ini adalah Merbah cerukcuk Pycnonotus goiavier dan Punai gading Treron vernans. Jenis kelelawar yang sering memakan buah kersen adalah Codot krawar Cynopterus brachyotis.

Binatang-binatang ini turut serta membantu penyebaran biji pohon kersen ke berbagai tempat, karena biasanya Cabai jawa maupun Merbah cerukcuk akan mengambil buah kersen kemudian diperas untuk mengambil isi yang ada di dalam buah tersebut. Biji buah yang tidak tercerna di dalam perut akan terbuang bersama kotoran dan tumbuh di lokasi yang jauh dari pohon induknya. Sama halnya dengan kelelawar, biji buah yang tidak termakan menempel di badan kelelawar kemudian ketika kelelawar membersihkan diri biji tersebut jatuh ke tanah.

Akibat dari perbuatan binatang-binatang tersebut, biji kersen dapat tumbuh dimana-mana tergantung burung dan kelelawar membuangnya ke mana. Bisa jadi tumbuh di selokan, tepi sungai, samping rumah. Banyaknya jenis binatang pemakan buah ini juga merupakan binatang yang umum di perkotaan seperti kota Jakarta, menyebabkan pohon kersen banyak ditemui di sudut-sudut kota Jakarta dan menjadikan kersen sebagai salah satu tumbuhan pionir yang paling banyak dijumpai di wilayah hunian manusia di daerah tropis.

Begitu banyak manfaat dari sebuah pohon kersen dalam mengisi dinamika kehidupan di dunia ini. Nah adakah pohon kersen di sekitar rumah Anda? (Ady Kristanto - Transformasi Hijau)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar