Wisata saat Nimbrung di Ciliwung Condet (Foto: Ady Kristanto) |
Kalau bicara tentang lahan basah khususnya Jakarta, yang terlintas tidak jauh dari kotor, sampah, hitam, banjir dan sejenisnya. Intinya adalah segala hal yang berkaitan dengan kekumuhan. Tapi bagaimana jika kekumuhan di antara tempat kumuh tersebut dijadikan tempat berwisata? Jika pernah ada yang tahu, ternyata tempat kumuh dapat dijadikan tempat wisata, bahkan ada juga orang atau lembaga yang memiliki paket wisata kemiskinan (baca kekumuhan) terutama bagi orang asing. Meskipun tersebut menjadi hal yang kontroversial, tapi ternyata hal tersebut merupakan hal yang nyata-nyata ada.
Tahun
ini peringatan hari lahan basah sedunia mengangkat hubungan antara lahan basah dengan
wisata. Tentu saja yang diharapkan
adalah wisata yang bertanggungjawab, wisata yang tidak hanya mengambil dari
alam (pemandangan, kesejukan, keindahan) tapi juga keterlibatan dalam
menjaganya, lebih dikenal dengan ekoturisme (Wisata Ramah Lingkungan). Tidak sedikit wisatawan yang banyak meninggalkan jejak yang
merugikan alam, bahkan di kalangan yang jelas-jelas menyebut dirinya pecinta
alam dengan membuang sampah sembarangan atau vandalisme.
Contoh
menarik yang dapat diangkat mengenai hubungan daerah kumuh dengan wisata adalah komunitas sungai Code di Jogjakarta. Bagaimana mereka menyulap kondisi daerah
pemukiman kumuh menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi. Meskipun mendapatkan dukungan dari pihak
lain, namun tentu saja tanpa keinginan yang kuat dari komunitas itu sendiri
untuk berubah tidak akan terwujud.
Beberapa
waktu yang lalu, beberapa pemerhati sungai Ciliwung mencanangkan tahun
kunjungan ke Ciliwung. Pencanangan ini merupakan inisiasi yang kreatif dalam
mempublikasikan pelestarian kawasan Ciliwung, meskipun perlu dikaji lagi
mengenai hasil dan efektivitas kampanye pelestarian Ciliwung.
Sungai
Ciliwung, khususnya yang membelah Jakarta memiliki tempat-tempat yang menarik untuk
dijadikan wisata. Dibutuhkan pengelolaan yang inovatif untuk memanfaatkan karakteristik masing-masing potensi yang dimiliki.
Wisata menjadi alternatif menarik agar orang mau memelihara
lingkungannya dan mengundang kepedulian pihak lain dalam berpartisipasi. Selamat memperingati hari lahan basah dan mari kita berwisata di lahan basah sekitar kita. (Edy Sutrisno - Transformasi Hijau)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar