Pohon itu telah
berumur lebih dari 19 tahun ketika saya belum masuk Taman Kanak-kanak hingga
sekarang, saat saya sudah bekerja di umur 26 tahun ini. Pohon itu masih
berdiri kokoh di samping Masjid dekat rumah saya. Dulu ketika kecil, saya dan
teman-teman suka memanjat pohon ini dan menjadikannya sebagai menara pemantau
ketika kami bermain perang-perangan, karena selain rimbun sehingga cocok
sebagai tempat bersembunyi, pohon ini juga mempunyai buah kecil berwarna merah
yang rasanya sangat manis.
Pohon kersen
namanya, di Jakarta dikenal sebagai pohon ceri atau talok. Pohon ini
mempunyai beberapa nama di negara lain seperti kerukup siam di Malaysia, di Filipina dinamai datiles, aratiles, atau manzanitas. Di
Spanyol dikenal sebagai capulin blanco, cacaniqua, nigua, niguito, di
Inggris disebut Jamaican cherry, Panama berry, atau Singapore cherry. Sedangkan
nama latin pohon ini adalah Muntingia
calabura L. Pohon kersen bukan jenis asli Indonesia, pohon ini berasal dari
daerah Amerika Latin seperti Meksiko Selatan, Karibia, Amerika Tengah sampai ke
Peru dan Bolivia, pada akhir abad-19 pohon kersen dibawa masuk ke Filipina,
lalu dengan cepat menyebar di seluruh wilayah tropis Asia Tenggara baik itu
dibawa oleh manusia maupun dibawa oleh hewan yang memakannya.
Karakteristik
Bunga kersen |
Pohon kersen
memang bukan pohon yang dapat tumbuh tinggi menjulang dan besar. Pohon ini dapat tumbuh maksimal hanya
setinggi 12 meter, namun pohon ini memiliki tajuk yang lebar dan biasanya
digunakan sebagai pohon peneduh jalan. Selain itu di beberapa tempat, kayunya
digunakan sebagai kayu bakar dikarenakan kayunya lunak dan mudah kering. Kulit
kayunya yang mudah dikupas digunakan sebagai bahan tali dan kain pembalut.
Daunnya juga dapat dijadikan semacam teh dan digunakan oleh masyarakat di Peru
sebagai obat tradisional sakit kepala dan anti radang.
Di Indonesia secara
tradisional buah kersen digunakan untuk mengobati asam urat dengan cara
mengkonsumsi buah kersen sebanyak 9 butir 3 kali sehari hal ini terbukti dapat
mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan dari penyakit asam urat. Buah kersen
sangat digemari di Meksiko, sehingga dijual dalam jumlah banyak di pasar-pasar
tradisional, buah kersen bisa juga diawetkan dan dibuat selai seperti di
Srilanka.
Jenis Hewan Penikmat Kersen
Kersen buah favorit Punai gading |
Buah pohon
Kersen selain disukai manusia merupakan pakan bagi burung dan kelelawar. Dari
pemantauan saya, beberapa burung yang suka memakan buah pohon kersen adalah
burung Cabai jawa Dicaeum trochileum burung kecil dengan ukuran 8 cm. Selain Cabai jawa, burung lain yang doyan makan buah pohon ini adalah
Merbah cerukcuk Pycnonotus goiavier dan Punai gading Treron vernans. Jenis kelelawar yang sering memakan buah
kersen adalah Codot krawar Cynopterus
brachyotis.
Binatang-binatang
ini turut serta membantu penyebaran biji pohon kersen ke berbagai tempat,
karena biasanya Cabai jawa maupun Merbah cerukcuk akan mengambil buah
kersen kemudian diperas untuk mengambil isi yang ada di dalam buah tersebut. Biji buah yang tidak tercerna di dalam perut akan terbuang bersama kotoran dan
tumbuh di lokasi yang jauh dari pohon induknya. Sama halnya dengan kelelawar,
biji buah yang tidak termakan menempel di badan kelelawar kemudian ketika
kelelawar membersihkan diri biji tersebut jatuh ke tanah.
Akibat dari
perbuatan binatang-binatang tersebut, biji kersen dapat tumbuh dimana-mana
tergantung burung dan kelelawar membuangnya ke mana. Bisa jadi tumbuh di
selokan, tepi sungai, samping rumah. Banyaknya jenis binatang pemakan
buah ini juga merupakan binatang yang umum di perkotaan seperti kota Jakarta, menyebabkan pohon kersen banyak ditemui di sudut-sudut kota Jakarta dan menjadikan kersen sebagai salah satu tumbuhan pionir yang paling banyak dijumpai di
wilayah hunian manusia di daerah tropis.
Begitu banyak
manfaat dari sebuah pohon kersen dalam mengisi dinamika kehidupan di dunia ini.
Nah adakah pohon kersen di sekitar rumah Anda? (Ady Kristanto -
Transformasi Hijau)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar